Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung - Kepolisian Daerah Jawa Barat meringkus enam pelaku kasus pembuatan video porno yang melibatkan anak di bawah umur. Kepala Polda Jawa Barat Inspektur Jendral Agung Budi Maryoto mengatakan produksi film porno itu bermoduskan faktor ekonomi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kontennya termasuk pelanggaran jenis pencabulan dan eksploitasi anak. Kejadian yang pertama antara akhir April dan awal Mei (2017), sementara yang kedua bulan Agustus (2017) dengan peran yang berbeda," kata Agung di Markas Polda Jawa Barat, Jalan Sukarno-Hatta, Kota Bandung, Senin, 8 Januari 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Agung berujar, pelaku utamanya adalah nama Muhammad Faisal Akbar, berperan sebagai sutradara, pengambil adegan dalam video, dan penjual video ke pihak lain. "Ini by order. = Berdasarkan pengakuan pelaku berinisial F (Faisal), video itu dikirim ke pemesan asal Rusia dan Belanda," ucapnya.
Menurut Agung, ada tiga video yang berhasil dikirimkan Faisal kepada pelanggannya berinisial L asal Rusia dan R dari Belanda. Dua dari tiga video itu berlokasi di dua hotel di Kota Bandung. Sedangkan satu kejadian lagi berbentuk video dengan format gabungan foto yang sudah diedit. “Setelah kami cocokkan, tempatnya ternyata identik.”
"Hasil pemeriksaan awal terhadap tersangka F, pembuatan video itu dimulai dari pertemanan di Facebook. Dalam komunitas di Facebook, F mengunggah foto yang diedit pakai Photoshop. Lalu, F diminta mengirimkan video aslinya. Akhirnya, F mengirim video asli melalui media sosial Telegram," ujarnya.
Ada tiga anak laki-laki di bawah umur yang menjadi korban dalam produksi film porno itu. Dua dari tiga anak itu berumur 9, sementara satu lagi 11 tahun. "Korban berinisial DN yang berusia 9 tahun, SP 11 tahun, dan RD 9 tahun," tuturnya.
Awalnya, kata Agung, ketika mendapat orderan video porno dari luar negeri, Faisal langsung mencari bantuan pihak perantara yang bisa membantu mencari aktor. Faisal pun akhirnya bertemu dengan SM alias Cici yang berperan sebagai perekrut pemeran perempuan dewasa dalam adegan itu.
"Hasil penyelidikan, sudah dapat semua tersangka, yaitu lima orang. Mereka adalah F dan SM atau CI yang berperan sebagai perekrut; A atau IN dan IO berperan dan merekrut; H yang turut serta membiarkan; serta S yang menyuruh anak kandungnya berinisial DN melakukan hal itu," katanya.