Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bersama Kepolisian Republik Indonesia (Polri) akan memberikan pengamanan di rumah Novel Baswedan, Jalan Deposito Nomor 8, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Mitigasi risiko dan hal-hal yang dibutuhkan tentu kita lakukan dalam konteks pengamanan tersebut. Saya dengar pihak Polri juga akan melakukan tugas sebagaimana mestinya," kata Juru bicara KPK, Febri Diansyah, di Gedung Merah Putih KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, hari ini, Kamis, 22 Februari 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun Febri enggan menjelaskan lebih rinci terkait dengan pengamanan seperti apa yang akan dilakukan. Seperti diketahui, penyidik KPK itu telah kembali ke Indonesia hari ini setelah menjalani operasi tambahan pada mata kirinya di Singapura.
Novel menjalani operasi mata setelah disiram air keras oleh orang tak dikenal pada 11 April 2017. Adapun operasi mata tahap satu Novel telah dilakukan pada 17 Agustus 2017.
"Sementara ini, (usai dioperasi) Novel harus beristirahat dan harus menjalani perawatan lebih lanjut," ujar Febri.
Novel, Febri melanjutkan, akan beristirahat di kediamannya di daerah Jakarta Utara. "Jadi kami berharap nanti juga pengertian semua pihak supaya Novel lebih banyak istirahat untuk pemulihan ini," ucapnya.
Mengenai kapan Novel akan efektif bekerja, Febri menjelaskan, semua bergantung pada proses penyembuhan Novel. "Jika proses recovery usai operasi ini sudah selesai, akan direncanakan operasi tahap dua pada April 2018 mendatang," tuturnya.
Menjelang operasi tahap dua itu, kata Febri, status Novel tetap pegawai KPK di bagian Direktorat Penyidikan. "Jadi, setelah operasi tahap dua, proses pemulihannya akan dilihat, dan semoga tidak lama setelah itu bisa bekerja di KPK," katanya.
Menurut Febri, belum ada keputusan perubahan dari pimpinan KPK mengenai status Novel Baswedan. Novel masih menduduki jabatan itu sebelum teror air keras menimpanya.