Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hukum

Sepekan Teror di Tempo: Detik-detik Kepala Babi, Ancaman dari Akun @derrynoah, dan 6 Bangkai Tikus

Berikut detail kronologi teror yang ditujukan ke redaksi Tempo, sepekan lalu. Tentang kepala babi, ancaman dari akun @derrynoah, dan 6 bangkai tikus.

28 Maret 2025 | 19.03 WIB

Sebuah teror dilakukan orang tak dikenal kepada Tempo dengan mengirim kepala babi kepada salah satu wartawan.
Perbesar
Sebuah teror dilakukan orang tak dikenal kepada Tempo dengan mengirim kepala babi kepada salah satu wartawan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Upaya pembungkaman terhadap jurnalis dan media massa masih terus terjadi, termasuk yang dialami Tempo pekan lalu. Berbagai bentuk teror telah diterima media ini, namun kini ancaman kembali muncul dalam bentuk yang berbeda—kepala babi dan bangkai tikus yang dikirim sebagai bentuk teror. Berbeda dari insiden sebelumnya, ini pertama kalinya Tempo menghadapi ancaman yang melibatkan hewan sebagai perantara ancaman.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seperti yang diketahui, pada Rabu, 19 Maret 2025, Francisca Christy Rosana, wartawan desk politik dan host siniar Bocor Alus Politik di YouTube Tempodotco, menerima kiriman paket berisi kepala babi yang dipotong kedua telinganya. Tiga hari kemudian, teror kembali terjadi ketika seseorang tak dikenal melemparkan kardus berisi enam tikus yang dipotong kepalanya. Hal ini pun membuat masyarakat menjadi gempar khususnya setelah foto-foto bukti teror tersebut tersebar luas di media sosial seperti X dan Instagram. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Wakil Pemimpin Redaksi Tempo Bagja Hidayat mengonfirmasi insiden teror berupa kepala babi dan bangkai tikus ini sebagai teror hewan perdana yang dialami Tempo.co. “Sebelum-sebelumnya teror memakai serangan digital, penyadapan, intersepsi Pegasus, penggerudukan oleh massa, bahkan bom,” kata dia, pada Jumat, 28 Maret 2025. 

Ia pun menyebut teror ini sebagai tindakan pengecut dan tak bermoral. “Ada orang yang coba menakuti orang lain dengan membunuh mahluk hidup,” ujarnya. 

Dalam kesempatan lain, Bagja mengabarkan kondisi Fransisca atau yang kerap disapa Cica saat menerima paket yang ditujukan langsung atas namanya itu.

"Ketika dibuka dan diketahui bahwa itu kepala babi, Cica langsung menangis. Jangankan Cica, saya pun shock melihat kepala babi terpotong, telinganya hilang, kemudian darahnya juga masih ada, dengan bau yang luar biasa," ujar Bagja.

Lebih lanjut Bagja menyayangkan respons yang diberikan oleh Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi dalam menyikapi kasus serius tersebut. Dengan ringan ia mengatakan, "Dimasak saja".

Tak berhenti di sana, Bagja juga menceritakan bahwa selama dua hari  rentang waktu terjadinya teror pertama hingga kedua, telah terjadi peretasan terhadap telepon seluler milik orang tua Cica, yang tinggal di Jawa Tengah. "Terjadi peretasan, dan memang diambil alih oleh orang yang tidak kita ketahui." katanya. 

Berikut kronologi detail teror kepala babi hingga bangkai tikus kepada redaksiTempo

19 Maret 2025 pukul 16.11.

Satpam di kantorTempo menerima paket tanpa nama pengirim dan penerima dari seorang kurir ojek online. Kurir tersebut menuliskan nama Fransisca Christy Rosana (Cica) di paket yang dibungkus lakban coklat, meski terdapat satu huruf yang salah dalam penulisan. Setelah menyerahkan paket, kurir tetap berada di pos satpam selama 10 menit. Selama itu, ia tampak dua kali menelepon, duduk, dan membuka helm. 

20 Maret 2025 pukul 15.00

Francisca tiba di kantor Tempo setelah liputan revisi UU TNI. Koleganya membuka paket tersebut di ruang redaksi. Saat dibuka, baunya menyengat dan terlihat daging hewan. Setelahnya, petugas kebersihan pun membawa paket itu ke luar gedung dan membukanya. 

21 Maret 2025 pukul 2.00

Akun @derrynoah mengirim pesan ancaman ke akun Instagram resmi Tempo. Ia menulis: “Halo, kurang babinya? Entar kalau gedung kalian kebakar, dibilangnya anarkis, tapi tololnya ga nyadar kalian sedang dalam pantauan karena suka menyebarkan berita provokator agar rakyat dengan pemerintah saling bentrok. Teror akan terus berlanjut sampai mampus kantor kalian.” Diikuti emoticon kepala kucing tertawa-menangis. 

21 Maret 2025 pukul 14.00

Pemimpin Redaksi Tempo Setri Yasra melaporkan teror kepala babi ke Badan Reserse dan Kriminal atau Bareskrim Markas Besar Polri. 

21 Maret 2025 pukul 18.00

Telepon seluler ibunda Francisca Christy Rosana diambil alih seorang laki-laki. Ia memakai nomor telepon tersebut menelepon dan mengobrol anggota keluarga Francisca. 

22 Maret 2025 pukul 2.11 

Dua orang berboncengan sepeda motor melempar kardus berisi enam tikus yang dipenggal kepalanya. Kepala dan badan tikus ditumpuk dalam satu kardus. Kardus tersebut dibalut dengan kertas kado bermotif mawar merah. 

22 Maret 2025 pukul 8.00

Seorang petugas kebersihan Tempo menemukan kardus tergeletak di halaman kantor Tempo. Setelah dibuka, isinya enam ekor bangkai tikus got yang sudah dipotong kepalanya. 

22 Maret 2025 pukul 18.00

Akun @derrynoah mempublikasikan informasi personal Francisca Christy Rosana di Instagram. Dia menulis “memberi efek jera lebih strong”. 

Penggunaan hewan berupa kepala babi dan bangkai tikus yang dialami Tempo  menandai babak baru upaya pembungkaman pers di Indonesia. Untuk diketahui, teror itu datang di tengah meningkatnya tekanan terhadap jurnalis yang mengkritisi kebijakan pertahanan dan keamanan negara.

Maka tak heran jika kasus ini menuai sorotan tajam dari berbagai pihak, karena dinilai sangat mengancam kebebasan pers dan demokrasi Indonesia. Mengingat bahwa Tempo hanya menjalankan tugasnya sebagai media massa yang harus menyajikan informasi yang perlu diketahui oleh masyarakat terutama terkait kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah.

Sebagai informasi, enam tikus yang digunakan dalam teror ini seolah melambangkan jumlah penyiar siniar Bocor Alus Politik, di mana Francisca merupakan satu-satunya perempuan di antara mereka. Pada pekan saat menerima paket berisi kepala babi, ia tengah menyusun laporan utama tentang aktor utama di balik revisi UU TNI yang disahkan DPR pada 20 Maret 2025.

Undang-undang ini dinilai dapat menghidupkan kembali dwifungsi ABRI dengan membuka jalan bagi penempatan tentara aktif di 15 lembaga negara—sebuah langkah kontroversial yang mengundang banyak kritik bahkan hingga aksi demonstrasi tumpah ruah di berbagai daerah. 

Sementara itu, polisi baru memulai penyelidikan dengan memeriksa pelapor, mengecek CCTV, dan memeriksa barang bukti. Selain polisi, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) juga menelusuri teror kepada redaksi Tempo

Egi Adyatama berkontribusi dalam penulisan artikel ini. 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus