Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Tergoda

Tan Tek Tiang, 53, penghuni kamar 302 Hotel Redion, Jakarta Pusat, dirampok & dibunuh. Pelakunya Gofur dan Suhad karyawan hotel tersebut. (krim)

27 April 1985 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MERAMPOK pun, ternyata, harus punya pengalaman. Supaya kalau berniat mengambil harta, nyawa tidak terbawa sekaligus. Begitu pengakuan Gofur, 20, perampok yang akhirnya jadi pembunuh di Hotel Redion, Kemayoran, Jakarta Pusat Rabu pekan lalu. "Saya nggak niat membunuh, cuma menginginkan uangnya," tutur tamatan SMP di Tegal itu, sambil menghapus air matanya berulang kali, beberapa hari setelah ditahan di Polres Jakarta Pusat. Waktu itu, pukul 00.30, lampu kamar 302 sudah dipadamkan. Penghuni kamar, Tan Tek Tiang, 53, sudah terlelap di ranjangnya. Warga negara Singapura, yang mengaku pengusaha itu, kelelahan selesai "bergurau" dengan wanita pemijat. Gofur dan Hadi, yang sudah menunggu di balik atap eternit sejak pukul 22.00, segera turun. Dengan go!ok di tangan, Gofur mengendap-endap, Jongkok membuka laci yang berada di antara dua tempat tidur. Tangannya hanya menemukan sebuah Jam tangan. "Saking bingungnya, saya gemetar," katanya. Ia mundur lagi. Celakanya, dalam gemetar dan gelap itu, pahanya menyenggol uJung kaki Tan yang sediklt menJulur ke luar ranjang. Tan terbangun dan kontan menyepak tangan Gofur yang menggenggam golok. Hadi, yang sedari tadi berjaga di depan kamar mandi, ikut membantu. Celuritnya dihunjamkannya tujuh kali ke arah dada, kepala, leher, dan tangan Tan - yang belakangan ketahuan hampir putus. Teriakan Tan yang sekarat itu, rupanya, terdengar petugas keamanan hotel. Agak bingung juga ia mencari sumber bunyi. Empat kamar yang berada di blok barat diintipnya satu per satu. Ketukan petugas di pintu kamar 302 mengagetkan Hadi. Ia naik ke bubungan kamar mandl, meniebolnya lagi di seberang, baru turun. Ia membuka genting rumah seorang penduduk di belakang hotel, dan tidur semalam suntuk di situ. Sementara itu, Gofur, yang sudah lari selagi Hadi menyerang Tan, menyusur bubungan sampai ke belakang kamar 303. Dan turun melalui anak tangga besi. Gofur lari ke Bandung. Hadi, keesokan harinya, menuju Stasiun Senen. Tapi duaduanya menelepon ke hotel. Gofur berpurapura tanya, "Ada kejadian apa di Hotel?" Sedangkan Hadi lebih jelas, "Yang tinggal di kamar 302 mati apa tidak?" Dua-duanya dijawab operator: Di kamar 302 ada yang mati. Sejak pagi-pagi polisi sudah menduga bahwa pelaku mestilah orang yang sudah mengenal seluk-beluk hotel itu. Hadi segera dibekuk di Stasiun Senen, Kamis malam, atas petunjuk telepon tadi. Gofur, yang tengah tidur, ditangkap Jumat pagi di Jalan Malabar di Bandung. Gofur, katanya, pernah melihat uang berceceran di kamar Tan, yang memang langganan hotel itu. Itulah yang membuatnya ngiler ingin merampok. Ia, sejak enam bulan lalu, menghilang dari hotel dengan membawa uang interlokal sekitar Rp 100.000. Sedangkan Hadi memang operator telepon Redion. Yah, godaan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus