Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka atau TPNPB-OPM menyatakan alasan membakar gedung sekolah saat menyerang aparat militer di Distrik Homeyo, Kampung Pogapa, Intan Jaya, Papua Tengah. Tak hanya sekolah yang dibakar, mereka juga menembak mati satu warga sipil, yang disebut TPNPB sebagai anggota intelijen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Juru bicara Manajemen Markas Pusat Komando Nasional atau Komnas TPNPB-OPM, Sebby Sambom, mengatakan pembakaran sekolah dilakukan karena bangunan itu dipakai oleh aparat yang bertugas di Distrik Homeyo. “Itu kan jelas gedung-gedung sekolah itu dipakai tentara dan polisi,” kata Sebby kepada Tempo melalui sambungan telepon pada Kamis, 9 Mei 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tak hanya menggunakan sarana pendidikan itu, TNI-Polri juga dituding menggunakan bangunan sekolah sebagai pos militer. Hal itu membuat kelompok kriminal bersenjata atau KKB yang menamai dirinya TPNPB-OPM, itu membakar bangunan tersebut.
Selain itu, Sebby menuding aparat juga mengajar hampir di seluruh Papua. “Bukan di Intan Jaya saja,” katanya. Langkah aparat menjadi pengajar, menurut Sebby, merupakan pengambilalihan fungsi. Dia mempertanyakan tanggung jawab guru berseragam sipil. Menurut dia, hal itu tak boleh terjadi. “Lalu guru-guru sipilnya di mana? Pemerintah jangan arogan.”
Sebelumnya, TPNPB menyerang Polsek Homeyo dan pos Komando Rayon Militer 1705-05/Homeyo di Distrik Homeyo, Kampung Pogapa, Intan Jaya, Papua Tengah pada 30 April 2024. Dalam penyerangan satu warga sipili, Alexsander Parapak, 20 tahun, tewas. Keesokan harinya TPNPB membakar SDN Inpres Pogapa.
Pemakaian bangunan sekolah menjadi pos militer pun terjadi di banyak tempat di pedalaman tanah Papua. Dia mengatakan, memegang sejumlah data perihal sarana sekolah ditempati aparat mendirikan pos militer. Soal pembakaran sekolah ini, Kepolisian Daerah Papua masih mendalami motif KKB membakar gedung tersebut.