Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dukung Swasembada Pangan, Pemkab Kediri Laksanakan Program Penanaman Jagung

Program ini diharapkan dapat meningkatkan harga jagung di tingkat petani

21 Januari 2025 | 18.28 WIB

Wakil Bupati Kediri, Dewi Maria Ulfa (tengah) melaksanakan program penanaman jagung sebagai bagian dari upaya mendukung swasembada pangan nasional di Desa Deyeng, Kecamatan Ringinrejo, Kabupaten Kediri, Selasa, 21 Januari 2025. Dok. Pemkab Kediri
Perbesar
Wakil Bupati Kediri, Dewi Maria Ulfa (tengah) melaksanakan program penanaman jagung sebagai bagian dari upaya mendukung swasembada pangan nasional di Desa Deyeng, Kecamatan Ringinrejo, Kabupaten Kediri, Selasa, 21 Januari 2025. Dok. Pemkab Kediri

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

INFO NASIONAL – Pemerintah Kabupaten Kediri kembali melaksanakan program penanaman jagung sebagai bagian dari upaya mendukung swasembada pangan nasional. Program ini sejalan dengan kebijakan yang dicanangkan Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto untuk memperkuat ketahanan pangan di seluruh daerah.

Kegiatan yang berlangsung pada Selasa, 21 Januari 2025 ini dilaksanakan di Desa Deyeng, Kecamatan Ringinrejo, Kabupaten Kediri. Berbagai instansi dilibatkan di antaranya Polres Kediri, Kodim 0809 Kediri, Dinas Pertanian, Perhutani, serta para pemangku kepentingan di sektor pertanian dan peternakan.

"Wilayah Ringinrejo dipilih karena memiliki potensi besar dalam sektor pertanian dan peternakan, terutama dalam mendukung produksi jagung dan telur," kata Wakil Bupati Kediri, Dewi Maria Ulfa.

Kegiatan penanaman jagung dimulai dengan persiapan lahan, dilanjutkan dengan penanaman simbolis di lahan seluas 1 hektare. Pada program ini para petani mendapat bantuan benih jagung sebagai bagian dari gerakan penanaman jagung serentak di lahan seluas 1 juta hektare.

Di kawasan ini, terdapat sekitar 140.000 petani dengan lahan pertanian seluas 706 hektare yang ditanami padi, serta 1.207 hektare lahan jagung yang mampu menghasilkan 8.330 ton jagung pipil kering. Program ini diharapkan dapat meningkatkan harga jagung di tingkat petani, dari sebelumnya sekitar Rp 4.600 per Kg menjadi minimal Rp 5.500 per Kg. 

Pemkab Kediri bersama pihak terkait menekankan pentingnya penerapan teknologi pertanian modern untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi hasil panen. Selain mendukung ketahanan pangan, panen jagung ini juga dapat menjadi sumber pakan ternak, terutama bagi peternak ayam yang banyak terdapat di kawasan Ringinrejo.  

Dengan harga jagung yang stabil, diharapkan harga telur juga tetap terkendali sehingga turut berkontribusi pada program makan siang bergizi bagi masyarakat. "Program ini diharapkan bisa bermanfaat bagi masyarakat sehingga ada sinergitas antara petani, peternak, dan masyarakat dalam mendukung ketahanan pangan," kata Mbak Dewi, sapaan wabup.

Sementara itu, Kapolres Kediri, AKBP Bimo Ariyanto menuturkan, total lahan yang digunakan untuk program ini mencapai 170 hektare di wilayah Kabupaten Kediri. Targetnya, produksi jagung dapat meningkat dari rata-rata 4-6 ton per hektare menjadi 8 ton per hektare dengan penggunaan bibit unggul, pemupukan yang tepat, serta pengendalian hama yang lebih baik. 

"Pada Desember 2024, kami telah menanam di lahan seluas 90 hektare, dan Januari 2025 ini dilanjutkan dengan 60 hektare tambahan," kata Bimo. 

Penanaman jagung kali ini merupakan kelanjutan dari program sebelumnya yang telah dimulai di kawasan Perhutani KRPH Jatirejo, Desa Gadungan, Kecamatan Puncu,  pada November 2024 lalu.  

Kapolres Bimo mengatakan, kestabilan harga jagung berdampak besar pada harga telur sebagai salah satu sumber protein utama masyarakat. "Jika harga jagung stabil, harga telur juga akan terkendali. Hal ini sangat penting untuk mendukung program makan siang bergizi yang dicanangkan pemerintah," kata dia.

Menurut dia, program ini tidak hanya ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan petani, tetapi juga sebagai bagian dari kontribusi Kabupaten Kediri dalam memperkuat ketahanan pangan di tingkat provinsi dan nasional. "Dengan program ini, kami ingin menunjukkan bahwa sektor pertanian dan peternakan bisa berjalan beriringan untuk menciptakan ketahanan pangan yang berkelanjutan," ujar dia. (*)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Fifia Asiani

Fifia Asiani

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus