Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Jakarta Kota Global Menjaga Tradisi Betawi

Festival Bandeng Rawa Belong 2025 berlangsung meriah. Menjadi tonggak penting bagi kepemimpinan gubernur berikutnya 

2 Februari 2025 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Teguh Setyabudi (ketujuh kanan); Gubernur DKI Jakarta terpilih, Pramono Anung; dan Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih, Rano Karno, bersama rombongan dalam acara Festival Bandeng di Rawa Belong, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Selasa, 28 Januari 2025. Dok. TEMPO | Lourentius EP

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Rawa Belong tidak hanya masyhur sebagai pasar bunga. Menjelang Imlek, kawasan yang kental dengan budaya Betawi ini selalu dipenuhi lapak-lapak pedagang bandeng. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang dipimpin Penjabat Gubernur Teguh Setyabudi membuatnya kian meriah dengan menggelar Festival Bandeng Rawa Belong selama dua hari, Senin-Selasa, 27- 28 Januari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pada puncak acara, Selasa, 28 Januari 2025, Teguh bersama Sekretaris DKI Jakarta, Marullah Matali, menyambangi festival tersebut bersama para tokoh dan pejabat. Mulai dari Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih, Pramono Anung-Rano Karno, hingga Gubernur DKI terdahulu: Sutiyoso, Fauzi Bowo, dan Djarot Saiful Hidayat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hadir pula anggota DPD RI Dapil Jakarta, yakni Happy Djarot dan Dailami Firdaus, serta tokoh Betawi Sylvia Murni dan Nachrowi Ramli. Teguh berharap Festival Bandeng Rawa Belong 2025 yang pertama kali digelar besar-besaran akan terus berlanjut secara rutin, dan menjadi bagian dari acara tahunan Pemprov DKI Jakarta.

“Melalui festival ini, kita turut menguatkan dan menghidupkan kembali budaya masyarakat Betawi, sehingga menjadi wujud pelestarian tradisi, mendukung pengembangan ekonomi lokal melalui partisipasi pelaku UMKM dan ketahanan pangan,” katanya. Dia mengaku telah berbicara dengan gubernur dan wakil gubernur terpilih untuk memelihara tradisi Festival Bandeng di Rawa Belong ini.

“Insya Allah Bapak Pramono dan Bapak Rano Karno akan melanjutkan Festival Bandeng. Ini bagus juga sebagai salah satu cara menjaga ketahanan pangan di Jakarta,” ucap Teguh yang juga menjabat sebagai Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Kementerian Dalam Negeri (Dukcapil Kemendagri).

Sekda Marullah turut menegaskan pernyataan tersebut. Pram dan Rano, kata Marullah, sengaja hadir untuk mengamati berbagai kegiatan yang digelar Pemprov DKI, sehingga dapat menyusun dan melanjutkan program-program yang sesuai. Apalagi dalam berbagai kesempatan, Teguh menegaskan Jakarta tengah menyongsong usia lima abad pada 2027.

Momentum ini menjadi titik awal dengan target masuk 20 besar kota global pada 2045. “Karena itu, kita gedein Festival Bandeng supaya lebih tersohor, lebih populer. Mas Pram dan Bang Doel tadi sudah bisik-bisik dan mengaku senang banget,” kata Marullah. “Kita akan mendiskusikan lebih lanjut dan dibicarakan lebih intens.”

Marullah optimistis Pramono dan Rano bakal melanjutkan semua agenda Pemprov DKI, salah satunya Festival Bandeng. Musababnya, acara ini mampu menyedot minat masyarakat sehingga datang berduyun-duyun selama festival berlangsung. “Festival ini enggak ada matinya supaya Jakarta makin menyala,” kata Marullah.

Terbukti, masyarakat memadati lokasi Festival Bandeng di Jalan Sulaiman. Suasana begitu padat, tak peduli rinai hujan mengiringi sampai kegiatan usai. Panitia Festival Bandeng 2025, Persatuan Masyarakat Jakarta Mohammad Husni Thamrin (Permata MHT), menyajikan beragam kesenian Betawi saat menyambut kedatangan para tokoh.

Teguh dan rombongan menyaksikan atraksi petasan, barongsai, musik Gambang Kromong, Silat Cingkrik dari Sanggar Si Pitung Rawa Belong, serta tradisi Palang Pintu. Ada pula demonstrasi cabut duri ikan bandeng, tarian Betawi, hingga lelang dua ekor bandeng. Dalam lelang tersebut, Teguh dan Pramono menjadi penawar tertinggi dengan nilai Rp 6 juta untuk satu ekor ikan bandeng seberat masing-masing 8,5 kilogram.

Sebelum acara berakhir, para tamu melakukan tradisi Ketupat Lepas sebagai mana empunya hajat telah melunasi nazarnya dan kegiatan berlangsung sukses. Ketua Panitia Festival Bandeng 2025 yang juga Camat Kebon Jeruk, Naman Setiawan mengatakan, terdapat 32 lapak bandeng dan 25 stan UMKM yang menjual kuliner khas Betawi, seperti olahan bandeng, dodol Betawi, bir pletok, dan lainnya.

Dia memastikan semua komoditas yang dijual sudah memenuhi standar keamanan pangan. Ikan bandeng yang dijual dalam festival itu berasal dari Pasar Ikan Muara Angke, Jakarta Utara. Ikan-ikan bandeng tersebut dijamin aman, segar, dan tanpa campuran formalin karena telah melalui pengujian. Bandeng, tutur Naman, kerap digunakan sebagai bingkisan untuk mertua.

(dari kanan) Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Teguh Setyabudi; Gubernur DKI Jakarta terpilih, Pramono Anung; dan Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih, Rano Karno, berfoto bersama pedagang bandeng yang ikannya dilelang senilai Rp 6 juta dalam Festival Bandeng Rawa Belong pada Selasa, 28 Januari 2025. Dok. TEMPO | Lourentius EP

Tradisi ini disebut nganter bandeng. Sedangkan dalam komunitas Tionghoa, bandeng melambangkan rezeki yang melimpah, keberuntungan, dan kesejahteraan keluarga. Seturut perkembangan zaman, tradisi ini kian jarang dijalankan bahkan nyaris punah. Sebab itulah, Festival Bandeng Rawa Belong memiliki sejumlah tujuan.

Melestarikan budaya nganter bandeng yang sekarang sudah mulai ditinggalkan, menyongsong lima abad Jakarta, memperkenalkan olahan makanan berbasis bandeng kepada masyarakat, mendukung para pelaku usaha lokal, dan meningkatkan daya tarik wisata. “Semoga kegiatan ini dapat berjalan lancar pada tahun mendatang karena sangat ditunggu warga Jakarta, khususnya Rawa Belong,” kata dia.

BANDENG, BETAWI BERSAUDARA DAN MAKMUR

PUSPITAWATI atau biasa dipanggil Wati, bertahan di tengah gerimis pada Selasa pagi, 28 Januari 2025. Istri Ketua Rukun Warga (RW) 03 Rawa Belong, Jakarta Barat, ini datang bersama belasan ibu-ibu PKK. “Saya ingin melihat (penjabat) gubernur dan mantan-mantan gubernur. Saya dengar mereka mau datang,” ujarnya.

Sebagai warga asli Rawa Belong, Wati sejak muda akrab dengan olahan ikan bandeng, seperti pindang bandeng, pecak bandeng, bandeng asam manis, pesmol bandeng, hingga pucung bandeng yang kini langka. Budaya nganter bandeng, Wati bertutur, sudah lazim dilakukan sejak dulu. “Itu menjadi anteran wajib supaya mertua senang.

Semakin banyak yang dibawa, kita semakin disayang sama mertua,” ucapnya sambil tergelak. Bahtiar, tokoh pemuda Rawa Belong yang digandeng Permata MHT untuk mengonsep acara Festival Bandeng 2025, sepakat dengan pernyataan Wati. “Bandeng menjadi bagian dari tradisi Betawi. Kalau kepentingan orang Cina belanja di pasar bandeng (Rawa Belong) karena mereka percaya bandeng sebagai simbol kemakmuran dan rejeki.

Kepentingan mereka buat sembahyang. Beda dengan orang Betawi, bandeng untuk menjalin persaudaraan dan mengikat kebersamaan, jadilah tradisi nganter bandeng,” katanya. Bahtiar juga tidak menampik terjadi percampuran budaya Cina dan Arab bagi warga Betawi. Asimilasi yang terjalin ini mewujudkan keharmonisan dan menguatkan anggapan Suku Betawi terbuka dengan persilangan budaya.

“Selain tradisi, sekarang ada orang Betawi yang mirip orang Cina, mirip orang Arab,” katanya. “Ini menjadi lambang persaudaraan kita dengan berbagai etnis.” Dalam kajian akademis, tradisi nganter bandeng maupun keberadaan pasar bandeng di Rawa Belong tertuang dalam sejumlah literatur. Dalam buku “Waktu Belanda Mabuk Lahirlah Batavia” karya Alwi Shahab, tertulis warga Betawi lazim membawa ikan bandeng dan kue cina untuk calon mertua sebelum Imlek.

Buku “Batavia 1740 — Menyisir Jejak Betawi” yang ditulis oleh Windoro Adi, menceritakan sepekan menjelang Imlek, di pertigaan Rawa Belong selalu ramai oleh pedagang dan pembeli ikan bandeng. Dan itulah tradisi yang harus dilestarikan lewat Festival Bandeng 2025.

Iklan

Iklan

Artikel iklan

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus