Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO NASIONAL — Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, berziarah ke makam Wongsonegoro di Kelurahan Kagokan, Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo, pada Selasa, 8 Oktober 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hendi, sapaan akrab Hendrar Prihadi, mengatakan bahwa Pemerintah Kota Semarang (Pemkot Semarang) selalu menyempatkan hadir dalam acara ziarah ke makam KRMT Wongsonegoro, Wakil Perdana Menteri Indonesia, dan Gubernur Provinsi Jawa Tengah (Jateng) pada masa kemerdekaan. “Beliau adalah pelaku pejuang pertempuran lima hari,” ujarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam sambutannya, Hendi bercerita dirinya pernah mendapat tanggapan dari rekan-rekan di Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) tentang tradisi ziarah ke makam gubernur pertama Jateng pascakemerdekaan, KRMT Wongsonegoro yang seharusnya dilakukan oleh Pemprov Jateng.
“Saya bilang tidak ada yang keliru, karena masih sama-sama tokoh bangsa dan kami ziarah juga dalam rangka memperingati pertempuran lima hari pada tanggal 14 Oktober nanti,” ucapnya.
Hendi mengatakan, ziarah yang rutin digelar setiap tahun ini memiliki banyak makna untuk diteladani warga Kota Semarang, khususnya jajaran Pemkot Semarang.
“Melalui ziarah, kita akan memahami dan mengetahui bahwa setiap manusia itu akan meninggal sehingga dalam berbagai kesempatan harus bisa memberi manfaat kepada orang lain,” kata Hendi.
Ia berharap, khususnya kepada jajaran Pemkot yang saat ini menduduki posisi-posisi penting untuk tidak sewenang-wenang dan menggunakan kesempatan pada posisi yang dijalani untuk memberikan manfaat bagi orang lain agar menjadi amal pahala.
Hadir dalam ziarah tersebut, jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Semarang, Organisasi Perangkat Daerah (OPD), dan Camat Kota Semarang, pelaku pertempuran lima hari, PEPABRI, Pimpinan DPRD Kota Semarang dan perwakilan keluarga KRMT Wongsonegoro, yakni RM Satria Puji Hudiarso.
Hendi juga berpesan bahwa keteladanan KRMT Wongsonegoro dalam pengorbanannya untuk orang lain harus diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
“Kita berjuang untuk membantu masyarakat, khususnya di Kota Semarang ini. Mudah-mudahan selalu konsisten, kontinyu dan tidak kenal lelah,” ujar Hendi.
Ziarah ini adalah rangkaian awal peringatan pertempuran lima hari Kota Semarang yang merupakan pertempuran antara pemuda Kota Semarang melawan tentara Jepang pada 15-19 Oktober 1945.
“Kemudian, dilanjutkan dengan rangkaian kegiatan di kelurahan-kelurahan dan perkampungan, lalu puncaknya tanggal 14 Oktober adalah upacara dan teatrikal yang diadakan di Tugu Muda Kota Semarang” ujar Hendi. (*)