Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO NASIONAL - A’ak Abdullah al-Kudus, pria kelahiran Lumajang, 12 Oktober 1974, dan bapak dari 4 anak, menjadi salah satu contoh nyata bahwa kegiatan menjaga lingkungan tidak berbenturan dengan usahanya dalam menafkahi keluarga.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Saya mendirikan Laskar Hijau bersama warga sekitar dengan semangat gotong royong dan kesukarelaan,” tuturnya, Jakarta, Sabtu, 4 Agustus 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam acara Curah Pendapat Implementasi Revolusi Mental yang diselenggarakan Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan selama tiga hari, A’ak mendeskripsikan tentang apa saja yang sudah dilakukan Laskar Hijau, organisasi konservasi alam yang ia dirikan. A’ak menjelaskan, Laskar Hijau merupakan organisasi relawan penghijauan yang berjuang mengembalikan lingkungan yang rusak, kembali menjadi ekosistem alami melalui gerakan penghijauan dengan konsep hutan setaman.
Laskar Hikau didirikan pada 2005 dengan prinsip swadaya. “Kami mengandalkan bantuan keikhlasan relawan. Kami juga memulung sampah daur ulang untuk menjadi pengganti polybag dan memulung biji-bijan untuk disemai,” tuturnya.
Ditanya soal nilai utama revolusi mental, yaitu integritas, etos kerja, dan gotong royong, A’ak menjawabnya nilai utama tersebut sudah menyatu dengan aktivitas Gerakan Laskar Hijau. “Kami bergotong royong untuk membuat Indonesia menjadi lebih bersih dan lebih hijau. Gotong royong bagi kami adalah nilai kearifan lokal yang perlu terus tersosialisasi dan terpraktikkan agar tidak tergerus perubahan zaman,” katanya.
Inisiatif menanam dan membentuk Laskar Hijau ini tercetus karena kondisi debit air di Ranu Klakah mulai berkurang akibat pembalakan liar (illegal logging), dari 1998 sampai 2002, di hutan lindung sekitar Gunung Lemongan. “Dulu, di sekitar gunung Lemongan, ada puluhan sumber mata air. Lalu, setelah pembalakan, pada1998, jadi berkurang,” ujarnya.
Pengagum Gus Dur ini melanjutkan ceritanya bahwa konservasi Laskar Hijau saat ini masih fokus di Gunung Lemongan. “Tapi kita tidak bisa menolak permintaan dari berbagai daerah, seperti Banyuwangi, Probolinggo, Malang, dan Sumenep untuk menjadi bagian dari laskar daerah mereka,” ucapnya.
Di akhir wawancara, A’ak mengajak masyarakat agar setiap hari meningkatkan kesadaran untuk selalu berubah lebih baik. “Terutama sebelum memulai aktivitas pada pagi hari. Saya juga berpesan untuk masyarakat bahwa peduli lingkungan harus dimulai dari hal sederhana. Kontrol diri untuk tidak membuang sampah sembarangan,” kata A’ak. (*)