Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Marak PHK di Industri Tekstil, Legislator Desak Pengendalian Impor Tekstil

Yahya menekankan bahwa ancaman PHK di sektor tekstil harus segera ditangani sebelum dampaknya semakin luas.

14 Maret 2025 | 20.36 WIB

Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Yahya Zaini (ketiga kiri) menyerahkan bantuan usai pertemuan dengan Dinas Ketenagakerjaan Kepulauan Riau (Kepri), Kamis, 13 Maret 2025. Dok. dpr.go.id
material-symbols:fullscreenPerbesar
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Yahya Zaini (ketiga kiri) menyerahkan bantuan usai pertemuan dengan Dinas Ketenagakerjaan Kepulauan Riau (Kepri), Kamis, 13 Maret 2025. Dok. dpr.go.id

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

INFO NASIONAL - Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Yahya Zaini menyoroti gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) di industri tekstil yang semakin meluas di berbagai daerah. Menurutnya, salah satu penyebab utama kondisi ini adalah membanjirnya barang impor, baik legal maupun ilegal, yang membuat produk tekstil dalam negeri sulit bersaing.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kami menerima banyak laporan soal PHK di industri tekstil, terutama di daerah-daerah dengan pabrik padat karya. Penyebabnya jelas, banyak barang impor, baik yang legal maupun ilegal, masuk ke pasar kita sehingga produksi dalam negeri tidak bisa bersaing," ujar Yahya usai pertemuan dengan Dinas Ketenagakerjaan Kepulauan Riau (Kepri), Kamis 13 Maret 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Ia menegaskan bahwa DPR RI telah berulang kali meminta pemerintah, lintas kementerian, untuk berkolaborasi dalam membatasi masuknya barang impor ilegal, terutama dari Cina.

"Kami sudah berkali-kali memprotes agar lebih tegas lagi dalam mengendalikan impor barang tekstil. Kalau terus dibiarkan, industri dalam negeri akan semakin terpuruk dan angka PHK bisa terus meningkat," kata Yahya.

Meskipun di Batam sendiri tidak ditemukan kasus PHK massal karena industri di kota tersebut lebih banyak bergerak di sektor elektronik, Yahya tetap menekankan bahwa ancaman PHK di sektor tekstil harus segera ditangani sebelum dampaknya semakin luas.

"Di Batam tidak ada PHK karena di sini industrinya lebih banyak berbasis elektronik. Tapi di daerah lain, khususnya yang memiliki banyak pabrik tekstil, kondisinya mengkhawatirkan. Kalau tidak segera dibatasi, maka industri lokal bisa mati," ujar Yahya.

Dengan semakin tingginya tekanan terhadap industri tekstil nasional, DPR RI mendesak pemerintah untuk segera mengambil langkah konkret dalam membatasi impor barang tekstil dan memperkuat kebijakan proteksi industri dalam negeri agar tidak terus tergerus oleh produk luar. (*)

Nugroho Adhi

Nugroho Adhi

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus