Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Satu dasawarsa pensiun dari posisi Menteri Pertahanan Amerika Serikat, William Cohen muncul di Jakarta pekan lalu. Lelaki 71 tahun ini masih produktif: menulis artikel, menjabat Co-chairman US-ASEAN Strategy Commission, memimpin lembaga The Cohen Group, bahkan menulis novel. Novel terbarunya bercerita panjang mengenai keadaan yang terjadi bila bom nuklir meracuni kota.
Cohen memang menguasai masalah yang satu ini. Sewaktu menjabat menteri pertahanan (1997-2001), ia pernah terlibat dalam masalah proliferasi senjata nuklir. Tapi minat politikus ini bukan cuma itu. Senin pekan lalu, di Sekretariat Asean di Jakarta, Cohen memberikan kuliah terbuka ”Hubungan ASEAN-Amerika Serikat”.
Ia membahas Asia Tenggara yang dinamis—dari sudut ekonomi ataupun keamanan—berikut konsekuensinya. Awal pekan lalu, di sebuah ruangan di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, senator dan anggota Kongres dari Partai Republik ini memberikan wawancara khusus kepada Purwani Diyah Prabandari dan Dwi Arjanto dari Tempo.
Sebenarnya apa sih pentingnya Indonesia di mata Amerika Serikat kini?
Indonesia lebih kompetitif karena peralihan dari otokrasi ke demokrasi. Ekonomi tumbuh 6,5 persen per tahun, kaya sumber alam. Jumlah penduduk dan sumber daya alamnya besar. Dengan suku bangsa beragam, saya kira Indonesia bisa menjadi model untuk Arab Spring. ASEAN adalah kawasan yang sangat dinamis. Saat ini Cina partner dagang terbesar Amerika. ASEAN mestinya bisa menggantikannya.
Cina menjadi kompetitor besar Amerika, itukah penyebab Amerika lebih mengeratkan hubungan dengan ASEAN dalam ekonomi dan keamanan?
Dalam sebuah artikel saya nanti, saya menulis: marilah lebih peduli Asia. Tak bisa dimungkiri saat ini Cina adalah kekuatan ekonomi dunia. Sementara itu ASEAN terus tumbuh. Kami memahami bahwa itu tak cukup karena kami juga melihat Cina kian kuat militernya.
Terlihat dari anggaran pertahanannya yang terus membesar?
Ya. Cina atau apa pun kekuatan lain tidak boleh mendominasi kawasan. Jadi, dengan alasan itu, pemerintah Barack Obama pekan lalu menggeser kebijakan keamanannya. Saya memahami kebijakan tersebut. Itu artinya bahwa kami ingin memastikan Asia yang stabil. Apa yang kita lakukan adalah mengeratkan hubungan dengan negara-negara Asia. Termasuk juga dengan Cina.
Menurut Anda, perang fisik masihkah bisa terjadi?
Bisa kapan saja. Seseorang yang salah perhitungan bisa memicu perang. Kami lihat ini sebagai Jebakan Iran (Iran Trap). Kalau Amerika menyerang, itu akan menjadi kesalahan besar. Namun, bagi kami masyarakat internasional, jangan coba-coba membangun senjata nuklir. Jika Anda butuh kekuatan nuklir untuk energi, kami akan membantu. Rusia juga sudah menawarkan bantuan untuk hal itu.
Bukankah sejumlah negara sudah berkekuatan nuklir, seperti India, Pakistan, dan Korea Utara? Juga Amerika punya banyak senjata nuklir.
Ya. Tapi jangan lupa, Amerika sudah mengurangi. Kami tak membuat lagi. Karena banyak orang bakal terkena dampak kanker. Saya akan mengirim novel yang bertutur tentang hal itu untuk Anda. Dalam novel itu, saya menulis tentang kompleksnya bom nuklir, jika meracuni kota-kota di Amerika. Di luar itu, saya pernah terlibat dalam proliferasi senjata nuklir.
Kini dunia sudah berubah. Usamah bin Ladin tak ada, Kim Jong-il pergi. Apa ancaman baru keamanan dunia?
Misalnya terorisme yang berganti wajah. Semua pihak harus berperan menangkalnya. Berbagi data intelijen, dan berbagi kemampuan merencanakan kontraterorisme. Memang agak susah kalau ini jadi membatasi publik. Tapi Anda dapat mencobanya dengan meminggirkan kelompok (radikal).
Terorisme terus menjadi ancaman. Bahkan Anda menghadapi tribalisme, seperti di Afrika. Itu dinamika alamiah manusia. Terorisme bisa diselundupkan. Ada penyelundupan manusia, penyelundupan binatang, dan bajak laut.
Ini terkait dengan kebijakan pertahanan Amerika Serikat yang diubah, lewat pengumuman oleh Presiden Barack Obama pekan lalu?
Tentu, perubahan kebijakan. Lebih berfokus ke ASEAN dan kawasan Asia-Pasifik, mempromosikan sumber daya di sini, kesempatan pendidikan, mendukung program lingkungan, pembangunan kelembagaan. Juga mempromosikan aturan hukum yang terbuka, pemerintahan terbuka, dan transparansi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo