Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Momen

16 Januari 2012 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Iran
Ledakan Bom Tewaskan Ilmuwan Nuklir

Ketegangan Iran dan Amerika Serikat kembali meningkat. Ilmuwan nuklir Iran, Mostafa Ahmadi Roshan, tewas dalam sebuah insiden ledakan bom Rabu pekan lalu. Sopir Roshan, Reza Qashqaei, juga meninggal setelah dirawat di rumah sakit. Seorang pengendara sepeda motor menaruh bom magnetik di kolong mobil Roshan. Kasus seperti ini adalah yang keempat.

Pada 12 Januari 2010, Profesor Massoud Ali Mohammadi, ilmuwan nuklir Iran, juga tewas akibat ledakan bom. Korban lainnya adalah Majid Shahriari. Tak lama, rekan seprofesi lainnya, Fereydoun Abbasi Davani, dan istrinya luka-luka akibat serangan serupa.

Iran mengecam tindakan yang mereka sebut sebagai terorisme terhadap ilmuwan Iran ini. Mereka menuding adanya keterkaitan insiden ini dengan sikap Iran yang tetap mempertahankan program nuklirnya. "Iran tidak akan berkompromi atas tekanan politik, tekanan ekonomi, atau serangan teroris terhadap para ilmuwan Iran terkait dengan program nuklir Iran," kata Duta Besar Iran untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, Muhammad Khazaee.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton, saat menjamu Menteri Luar Negeri Qatar di Washington, membantah tudingan Iran. Ia mengimbau negara itu tidak bertindak provokatif. "Saya menyangkal dugaan keterlibatan Amerika Serikat dalam setiap jenis tindak kekerasan di Iran," katanya.

Nigeria
Tiga Tewas Tolak Kenaikan Harga BBM

Ratusan warga Nigeria turun ke jalan memprotes penghapusan subsidi bahan bakar minyak yang diterapkan Presiden Goodluck Jonathan. Protes ini memicu bentrokan dengan polisi. Akibatnya, tiga orang tewas dan puluhan orang cedera.

Awal tahun ini pemerintah Nigeria mengumumkan penghapusan subsidi bahan bakar minyak. Pemerintah berdalih langkah ini untuk menyelamatkan perekonomian nasional dengan mengalihkan anggaran subsidi untuk pembangunan infrastruktur, terutama kilang minyak. "Dalam subsidi BBM ada sekitar 25 persen yang tidak tepat sasaran," kata Jonathan.

Penghapusan subsidi itu bisa menghemat anggaran lebih dari US$ 7 miliar atau sekitar Rp 63,7 triliun. Akibatnya, harga minyak melonjak menjadi US$ 0,86 (sekitar Rp 7.800) dari US$ 0,40 atau Rp 3.640. Konsekuensinya, biaya transportasi membengkak dua kali lipat dan anggaran sehari-hari pun menggelembung. "Kami minta pemerintah sensitif," kata salah seorang pengunjuk rasa, Julia Obgede, yang juga dosen sebuah universitas di Nigeria. Negara itu juga sedang menghadapi konflik antarsekte agama.

Papua Nugini
Peter O’Neill Panggil Duta Besarnya di Indonesia

Perdana Menteri Papua Nugini Peter O’Neill memanggil duta besarnya untuk Indonesia, Peter Ilau, untuk menjelaskan penghentian perjalanan pesawat yang ditumpangi Wakil Perdana Menteri Papua Nugini Belden Namah. Pemanggil­an ini untuk memutuskan sikap Papua Nugini terkait dengan insiden itu. Parlemen pun telah menyetujuinya. "Kita akan berkonsultasi," kata O’Neill.

Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara mencegat pesawat jet Dassault Falcon 900 EX yang bertolak dari Malaysia menuju Port Moresby pada 29 November tahun lalu. Hal itu dilakukan karena terdapat perbedaan data antara izin terbang yang dimiliki Komando Pertahanan Udara Nasional dan hasil tangkapan radar bandar udara. Ternyata mereka hanya mengantongi izin terbang dari India.

O’Neill sempat mengancam akan mengusir Duta Besar Indonesia karena marah atas insiden yang hampir mencelakakan wakil perdana menterinya itu. Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa turun tangan dengan memanggil Duta Besar Papua Nugini. "Kami ingin masalah ini cepat selesai," ujar O’Neill.

Taiwan
Persaingan Ketat Incumbent dan Oposisi

Kandidat presiden incumbent Ma Ying Jeu bersaing ketat dengan pemimpin Partai Demokrat Progresif sebagai oposisi, Tsai Ing Wen, dalam pemilihan umum yang digelar pada 14 Januari 2012. Sejak Ahad dua pekan lalu, kampanye dan parade warga Taiwan mulai tumpah ke jalan demi mendukung kandidat mereka. Dukungan menguat untuk Presiden Ma Ying Jeu. Sejumlah penguasa juga mulai terang-terangan memberikan dukungan kepada Ma sesuai dengan Konsensus 1992 untuk menjamin kelangsungan bisnis mereka. "Melalui konsensus itu, kami merasa aman menjalankan bisnis kami," kata 50 pemimpin bisnis industri teknologi informasi.

Presiden Ma mendapat tempat di hati warga Taiwan karena berhasil memperbaiki hubungan bilateral dengan Cina setelah tiga setengah tahun memerintah. Sejumlah kebijakan mendekatkan diri ke Cina, termasuk memberikan izin penerbangan langsung ke Cina dari Taipei. Adapun Tsai mengangkat isu kedaulatan Taiwan atas Cina.

Amerika Serikat
Sepuluh Tahun Guantanamo

Koalisi pegiat hak asasi manusia mendesak penutupan penjara Guantanamo, Kuba, setelah 10 tahun digunakan. Penjara Guantanamo digunakan untuk para tersangka tindakan terorisme. Dari sekitar 780 orang yang pernah dijebloskan, 600 tahanan telah dibebaskan.

Ratusan demonstran berbaris dalam hujan dingin di sepanjang Jalan Pennsylvania, Washington. Mereka mengenakan topeng hitam dan pakaian oranye, mewakili 171 tahanan yang masih ditahan di Guantanamo. Mereka menilai penjara itu telah menjauhkan para tahanan dari kehidupan sosialnya. Padahal mereka sudah tidak berbahaya. "Mereka telah dijauhkan dari lingkungan dan keluarganya," kata Tom Parker dari Amnesty International.

Kelompok ini juga mempertanyakan prosedur interogasi yang dilakukan polisi dan pelaksanaan hukuman. Mantan tahanan, Moazzam Begg, mengatakan saat dipenjara di Guantanamo merupakan lembaran hitam hidupnya. Ia menghabiskan dua tahun di sana. "Ini adalah hari ulang tahun penuh tragedi, sakit, dan siksaan," kata Begg.

Nikaragua
Dua Negara Amerika Latin Dukung Iran

Presiden Nikaragua Daniel Ortega mendukung pengembangan nuklir untuk tujuan damai seperti yang diklaim Presiden Iran Mahmud Ahmadinejad. Meski begitu, Badan Energi Atom Internasional dan Amerika Serikat menuding Iran membangun persenjataan nuklir. Pernyataan Ortega ini disampaikan saat kunjungan Ahmadinejad di Managua, Rabu pekan lalu.

Ortega mengkritik Israel yang memiliki senjata nuklir. Menurut dia, senjata di Israel itu seharusnya dimusnahkan demi terwujudnya perdamaian Timur Tengah. Ia menuding Amerika memperlakukan sekutunya secara istimewa dengan membiarkan mengembangkan persenjataan nuklir. "Jika Israel melenyapkan senjata nuklir, saya yakin ini akan membawa kedamaian di kawasan itu," kata mantan gerilyawan Marxis ini.

Dukungan ini menambah daftar negara Amerika Latin yang bersimpati kepada Iran. Presiden Venezuela Hugo Chavez secara terang-terang mendukung Iran melawan Amerika dan sekutunya. Chavez mengatakan tudingan Amerika bersama sekutunya sama sekali tak berdasar, seperti tuduhan bahwa Irak mengembangkan senjata pemusnah massal.

Ahmadinejad mengunjungi pemimpin kiri di Amerika Latin, yang dikenal sebagai musuh Amerika. Kunjungannya dilakukan untuk mengantisipasi ketegangan dengan negara Barat dalam penutupan Selat Hormuz, yang merupakan jalur penting lalu lintas minyak dunia.

Eko Ari (CNN, The National, VOA, Asiaone, The Telegraph)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus