Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SEORANG mutan dengan kekuatan luar biasa seperti Wolverine rupanya ”takut” juga dengan flu babi. Perusahaan film Hollywood, 20th Century Fox, pembuat film X-Men Origins: Wolverine, memutuskan menunda pemutaran perdana film tersebut di Meksiko gara-gara flu babi.
Hugh Jackman, aktor pemeran Wolverine, pun putar balik dan membatalkan niatnya menghadiri pemutaran perdana film tersebut. Christina Inman, perwakilan 20th Century Fox di Kota Meksiko, mengatakan penayangan Wolverine ditunda entah sampai kapan.
Setelah pemerintah Meksiko mengumumkan penyebaran flu babi dua pekan lalu, Kota Meksiko berubah total. Sekolah dan museum ditutup. Sebagian besar perkantoran memilih meliburkan karyawannya. Pemerintah Meksiko memang menganjurkan warganya menghindari kerumunan.
Semuanya gara-gara flu babi. ”Tidak ada orang yang keluar rumah,” Tomas Garcia Torres, penjual jus buah di stasiun kereta Chapultepec, mengeluh. Kereta bawah tanah yang biasanya berjejal penumpang kini lengang. ”Kalau tidak ada orang pergi ke kantor, tak ada orang yang beli dari saya,” kata Adolfo Perez Garcia, yang menjual rupa-rupa makanan kecil dan cokelat.
Demikian halnya jalan-jalan Kota Meksiko seperti Paseo de la Reforma, kota dengan 20 juta penghuni dan terkenal dengan kemacetannya, kini bebas dari kendaraan dan pengapnya polusi. Peseros, angkutan kota dengan kapasitas angkut 20 penumpang tapi biasanya diisi dua kali lipatnya, hanya keliling kota dengan segelintir penumpang. Tak ada lagi bunyi klakson berlomba-lomba memenuhi udara. Kondisi serupa yang biasanya hanya terjadi saat Natal, ketika semua orang meninggalkan kota dan menyerbu pantai.
Sedikit ”berkah” dari flu babi ini, selain kota menjadi bersih dari polusi, menurut kantor kejaksaan Kota Meksiko, tingkat kejahatan juga menurun drastis. Dari semula rata-rata 430 tindak kriminal per minggu, sekarang tinggal 280 laporan kejahatan.
Namun perekonomian Meksiko terkena dua kali pukulan. Pertama, akibat krisis keuangan global, penjualan aneka barang terpangkas. Krisis pertama belum berlalu, kini datang pukulan berikutnya, yakni flu babi. ”Jumlah ’kematian’ bisnis bisa jadi lebih besar dari kematian warga karena flu babi,” Alejandro Alvarez Bejar, ekonom World Economic Studies Network, lembaga riset di Puebla, Meksiko, meramal.
Menurut laporan Badan Kesehatan Dunia (WHO) per 1 Mei silam, jumlah warga Meksiko yang terinfeksi virus flu babi 156 orang, dan sembilan di antaranya meninggal dunia. Dan sekarang virus yang awalnya hanya menginfeksi babi tersebut sudah menyebar ke sebelas negara, di antaranya Amerika Serikat, Inggris, Kanada, dan Hong kong. Total jumlah mereka yang terinfeksi 331 orang.
Flu itu sekarang membuat semua orang di Meksiko dihantui ketakutan. Ke mana-mana mereka mengenakan masker. ”Kami seperti sedang berada di negeri zombie,” kata Gerardo Garcia. ”Tidak ada yang tahu siapa yang bisa menularkan penyakit ini, sehingga perlindungan paling aman, ya, tetap berada di dalam rumah.”
Di tengah suasana suram, selalu muncul pelipur lara. Entah serius atau hanya bercanda, sebuah surat kabar di Kota Meksiko malah menganjurkan, untuk mengisi waktu di rumah, warga megapolitan itu bisa bermain dokter-dokteran dengan anak mereka. Sang anak, kata surat kabar itu, berperan sebagai dokter yang mengobati orang tuanya yang terkena flu babi.
Dua hari setelah pemerintah merilis peringatan flu babi, grup musik Agrupacion Carino meluncurkan lagu La Cumbia de la Influenza. Lagu ini segera melejit ke papan atas tangga lagu di radio-radio Meksiko. Simak liriknya. ”Lebih baik bunuh diri dengan taco. Mereka bilang ini flu yang sempurna. Tapi mereka tidak tahu, warga Kota Meksiko sudah biasa hidup menyesap asap.”
Sapto Pradityo (LA Times, Telegraph, AP, Reuters)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo