Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
BEBERAPA hari ini mobil patroli polisi terus berkeliling di India Gate, monumen nasional India di New Delhi. Menjelang pemungutan suara di New Delhi pada 7 Mei, pengamanan beberapa titik strategis diperketat. Selain di India Gate, yang menjadi gerbang menuju New Delhi, keamanan diperketat di istana kepresidenan Rashtrapati Bhavan, kawasan kedutaan asing di Chanakyapuri, dan gedung majelis rendah (Lok Sabha).
Pasar yang selalu penuh pengunjung tak luput dari penjagaan. Di Sarojini Nagar Market, misalnya, jumlah personel keamanan meningkat dari hari-hari biasanya. Pintu masuk pasar setidaknya dijaga empat petugas dengan dilengkapi senjata laras panjang. Sejumlah barikade pagar besi dipasang di sekitar pasar. Pasar ini pernah dibom Laskar-e-Taiba pada Oktober 2005, yang menewaskan 62 orang.
Di markas Bharatiya Janata Party, partai oposisi, di Ashoka Road, dan kantor Indian National Congress, partai yang saat ini berkuasa, di Akbar Road, para pendukung berkumpul. Bendera partai berkibar di sepanjang tembok markas yang berbentuk rumah itu.
Pemilihan umum di India telah dimulai pada Kamis, 16 April, dan baru berakhir pada Rabu, 13 Mei mendatang. Hasil penghitungan suara pemilihan anggota parlemen Lok Sabha ini akan diumumkan pada 16 Mei dan pemenang harus sudah berkantor pada 2 Juni. Inilah wakil rakyat yang dipilih langsung oleh penduduk dewasa negara itu.
Komisi Pemilihan Umum India mencatat sebanyak 714 juta warga India terdaftar sebagai pemilih. Mereka memberikan suara di 828 ribu tempat pemungutan suara yang tersebar di semua negara bagian.
India menganut demokrasi parlementer dua kamar dengan sistem politik multipartai yang kuat. Majelis rendah beranggotakan 545 orang. Majelis tinggi disebut Rajya Sabha (majelis negara bagian) dengan anggota 250 orang. Wakil perempuan pada 1991 sebanyak 5,2 persen dari semua anggota Lok Sabha dan 9,8 persen dari semua anggota Rajya Sabha. Persentase ini lebih rendah jika dibandingkan dengan parlemen sebelumnya pada 1989. Hasil pemilihan umum 1996 memperlihatkan kemunduran yang jauh dalam representasi perempuan. Tapi, pada pemilihan 1999, 8,8 persen anggota parlemen adalah perempuan.
Salah satu penyebab rendahnya representasi perempuan tersebut adalah menguatnya sistem kepartaian itu sendiri, yang mengarah pada marginalisasi politik berdasarkan isu.
Wakil 39 perempuan dalam parlemen India periode 1991-1996 sebagian besar berasal dari kalangan kelas menengah, perempuan profesional, yang sedikit atau bahkan sama sekali tak punya hubungan dengan gerakan perempuan. Sebagian besar di antara mereka memasuki dunia politik lewat hubungan keluarga, sebagian melalui gerakan mahasiswa dan lembaga swadaya masyarakat, serta sebagian lagi merupakan hasil prakarsa negara untuk meningkatkan representasi kasta-kasta yang lebih rendah. Pemilu India saat ini menarik karena para petarungnya sebagian besar perempuan.
Poernomo Gontha Ridho (New Delhi)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo