Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

<font size=2 color=#CC0000>Burhanuddin Rabbani:</font><br /> Taliban Adalah Proyek Asing

25 Juli 2011 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

WAJAH pria 71 tahun itu terlihat segar. Padahal dia baru tiba di Jakarta pada Ahad pekan lalu, dan langsung mengikuti acara ”Forum Konsultasi untuk Perdamaian Afganistan” selama dua hari penuh. Burhanuddin Rabbani, Kepala High Peace Council (Dewan Tinggi Perdamaian), memimpin delegasi Afganistan menghadiri acara itu. Mereka berjumlah 22 orang dan berasal dari berbagai faksi di Afganistan.

Burhanuddin Rabbani menjadi Presiden Afganistan sejak 1992 hingga terpaksa meninggalkan Kabul karena Taliban menguasai kota pada 1996. Dia kemudian menjadi Presiden Aliansi Utara, yang melawan Taliban. Pada 2001, dia kembali memimpin Afganistan meski tak lebih dari dua bulan, sebelum Hamid Karzai menggantikannya.

Di tengah kesibukan mengikuti acara dialog yang difasilitasi Nahdlatul Ulama, Selasa pekan lalu, Burhanuddin Rabbani menyempatkan diri menemui Purwani Diyah Prabandari dan fotografer Jacky Rahmansyah dari Tempo. Dia berbicara soal keamanan Afganistan, gerakan Taliban, dan upaya membuat negerinya damai.

Kondisi di Afganistan setelah keamanan dipegang pasukan lokal kelihatannya kian buruk?

Kami memang menghadapi banyak masalah, terutama keamanan, yang berpengaruh ke masalah lain, seperti ekonomi. Memang ada beberapa kemajuan di sejumlah aspek, tapi kami masih berada di jalan menuju penyelesaian masalah.

Taliban mengaku bertanggung jawab atas serangkaian kekerasan di Afganistan?

Taliban adalah proyek asing. Jadi ini bukan masalah agama ataupun kesukuan. Berbagai aksi kekerasan yang dilakukan Taliban jelas-jelas dilarang dalam Islam. Ini lebih semacam campur tangan asing yang dilakukan di negeri kami.

Apakah kekerasan yang terjadi di Afganistan hanya dilakukan Taliban atau juga kelompok lain?

Kelompok bersenjata utama yang melawan pemerintah adalah Taliban. Jika ada elemen atau kelompok lain, mereka tidak begitu dianggap mampu menyebabkan masalah bagi pemerintah. Sumber utama kekerasan adalah kelompok Taliban.

Seberapa besar kekuatan Taliban di Afganistan?

Taliban sebenarnya bukan masalah dalam negeri Afganistan. Mereka ada karena campur tangan asing yang mendukung mereka. Taliban tak punya nyali membuat masalah dengan pemerintah jika tak mendapat dukungan dari luar negeri. Taliban tak punya kemampuan melawan pemerintah.

Campur tangan asing dari mana?

Ada beragam lingkaran campur tangan asing. Sebagian orang menyebut Pakistan karena Taliban tumbuh di Pakistan. Tapi bukan hanya Pakistan. Ada berbagai lingkaran berbeda yang mendukung Taliban.

Pasukan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan juga pasukan Amerika mulai meninggalkan Afganistan secara bertahap. Bagaimana dampaknya bagi keamanan Afganistan?

Sebaiknya memang dilakukan penarikan pasukan secara bertahap. Kemudian sebaiknya mereka juga meningkatkan kemampuan pasukan keamanan Afganistan hingga bisa memiliki kemampuan untuk bertanggung jawab atas keamanan negara.

Jadi keberadaan pasukan NATO dan Amerika memang membantu Afganistan?

Dalam pembangunan keamanan, ada kerja sama antara pemerintah dan pasukan NATO, meskipun kami tidak ingin pasukan NATO atau pasukan asing lain akan berada di Afganistan selamanya. Kami hanya ingin meningkatkan kemampuan pasukan kami sendiri, tentara kami, juga polisi kami.

Menurut Anda, bagaimana pemerintah Karzai menangani berbagai masalah di Afganistan?

Pemerintah telah berusaha melakukan yang terbaik. Tapi pemerintah tak memiliki cukup kemampuan untuk mengatasi semua masalah yang ada.

Apa yang dilakukan Dewan Tinggi Perdamaian untuk membantu menciptakan perdamaian di Afganistan?

Dewan Tinggi Perdamaian harus melakukan beberapa tahapan praktis. Kita harus melihat tanda-tanda yang terang tentang adanya langkah praktis untuk rekonsiliasi dan penciptaan perdamaian dari Dewan Perdamaian.

Menurut Anda, bagaimana solusi bagi masalah Afganistan?

Kami memilih solusi dengan melakukan negosiasi dengan Taliban. Kami telah mulai melakukan pendekatan untuk rekonsiliasi. Meski demikian, kami tetap memerlukan kerja sama dari negara-negara di kawasan. Juga dari masyarakat internasional.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus