Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

<font size=2 color=#FF0000>Israel</font><br />Pengakuan yang Tertunda

Foto-foto Eden Abergil di Facebook bersama tiga tahanan Palestina mendorong mantan tentara perempuan Israel lainnya berbicara. Perlakuan sewenang-wenang tentara Israel terhadap Palestina.

13 September 2010 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Di sebuah kafe di Tel Aviv, mantan serdadu perempuan Israel yang berambut cokelat tua ini menyampaikan sesuatu dari ingat annya. Sepuluh tahun menanggung rasa bersalah seorang diri, akhir Agustus lalu ia memilih mengikuti bisikan hatinya: membeberkan apa yang disaksikannya.

”Saya seperti membicarakan sesuatu yang tabu,” begitu kata Inbar Michelzon, 29 tahun, membuka wawancara nya yang direkam. Ia bercerita tentang kejadian yang menghantuinya selama menjalankan tugas militernya di Erez, daerah perlintasan Israel dengan Jalur Gaza pada September 2000. Kesaksiannya meliputi pelbagai topik. Dari patroli rutin, bom bunuh diri, peraturan pendudukan yang tujuannya sekadar membuat orang Arab menderita, hingga perempuan-perempuan Palestina yang tanpa sebab yang jelas dipaksa menunggu berjam-jam sebelum melintasi perbatasan.

Aneka perlakuan buruk terhadap orang Palestina itu lantas seakan-akan mendapatkan kesimpulan yang begitu pas ketika Michelzon melihat sebuah grafiti pada salah satu dinding Hebrew University of Jerusalem: ’Penduduk an!’ Jantungnya berdegup keras dan rasa bersalah itu pun semakin tak ter tahankan.

”Saya meninggalkan militer sambil membawa bom yang terus berdetak di perut saya. Saya merasa telah melihat halaman belakang Israel. Saya melihat sesuatu yang tidak pernah dibicarakan orang. Itu hampir seperti saya telah mengetahui rahasia yang kotor dari sebuah negara dan saya harus membukanya,” kata Michelzon.

Bukan hanya Michelzon yang membuka rahasia kelakuan Angkatan Bersenjata Israel (IDF). Diilhami foto-foto tentara perempuan Israel membelakangi tiga pria Palestina dengan tangan ter ikat yang dimuat di Facebook Eden Aber gil sebulan lalu, Dana Golan, 27 tahun, membuat testimoni. Mantan serdadu Israel yang bertugas di Hebron, Tepi Barat, ini tidak dapat menghapuskan pemandang an mengiris tatkala tentara melakukan razia senjata, delapan tahun silam. Mereka menggeledah rumah-rumah Pa lestina pukul dua dinihari dan membangunkan penghuni nya. Anak-anak kecil menggigil, menangis ketakutan, tapi tak satu pun senjata ditemukan.

”Saat melaporkan, saya justru mendapat jawaban yang menyakitkan, ’Ada hal-hal yang tidak boleh saya campuri,’” katanya menirukan jawaban atasannya. Semua itu berbanding terbalik dengan kepercayan bahwa IDF adalah tentara yang paling bermoral di dunia, dan kini mantan serdadu wanita di atas memberikan testimoni yang menantang kredibilitas mereka melalui Breaking The Silence. Organisasi ini berdiri pada 2000. Anggotanya mantan tentara Israel yang mempublikasikan berbagai pengakuan mantan tentara di wilayah pendudukan untuk mendorong perdebatan tentang ’harga moral’ dari pendudukan itu.

Berbagai kesaksian mantan tentara Israel selama mengemban tugas wajib militer telah dibukukan oleh organisasi ini. Bahkan tahun lalu sebuah film dokumenter berjudul To See If I’m Smiling, yang menceritakan pengalaman seorang perempuan muda yang bertugas di militer, telah ditayangkan.

Alih-alih mendapat pujian, film itu justru menuai kritik banyak pihak, karena dinilai telah mempermalukan negara sendiri. Breaking The Silence juga dicap sebagai pengkhianat IDF. Selama ini Israel memang mengharuskan pe rempuan berusia 18 tahun mengikuti wajib militer selama dua tahun.

Suryani Ika Sari (Guardian, Haaretz, Time, Sidney Morning Herald, www.shovrimshtika.org)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus