Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tepat hari ini pada 12 Desember 2013, Jang Song Thaek dieksekusi oleh kerabatnya keponakannya sang pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Laporan awal media menyebut Jang Song-thaek dieksekusi oleh regu tembak, tetapi surat kabar Cina Wen Wei Po kemudian menyatakan bahwa mantan pejabat itu dibunuh dengan ditelanjangi dan diumpankan ke 120 anjing. Istrinya, Kim Kyong-hui, bibi dari pemimpin Korea Utara, tetap hidup meskipun dipecat dari jabatan utama pemerintah. Dia baru-baru ini terlihat di depan umum bersama Kim Jong Un.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kematian Jang Song-thaek secara luas dibahas di media setelah dilaporkan oleh Kantor Berita Korea Selatan, Yonhap, mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya, bahwa anggota keluarga Jang Song-thaek juga dibunuh, termasuk cucu dan kerabat dekat lainnya. Bahkan, Donal Trump saat menjadi Presiden Amerika Serikat pernah mendengar lamgusng cerita itu dari Kim Jong Un.
Menurut surat kabar berbahasa Cina, eksekusi mati itu menggunakan 120 anjing liar. Anjing liar itu dibiarkan kelaparan selama tiga hari. Setelah itu, Jang kemudian ditelanjangi dan dilemparkan ke dalam kandang tempat anjing-anjing liar itu ada.
Hal itu dilakukan Kim Jong Un untuk menegaskan bahwa eksekusi Jang menjadi peringatan bagi siapa pun yang berani menantang kepemimpinan Kim. Proses eksekusi ini disaksikan pemimpin tertinggi Korea Utara itu bersama 300 pejabat senior.
Dikutip dari Xinhua, kantor berita resmi KCNA melaporkan, Jang diajukan ke Mahkamah Militer pada Kamis waktu setempat dengan tuduhan pengkhianatan karena berusaha menggulingkan pemerintahan. Saat itu pula ia langsung dijatuhi hukuman mati.
Eksekusi mati itu dipicu ketika Kim Jong Un sebagai pemimpin Korea Utara telah mencopot pamannya, Jang Song Thaek sebagai Wakil Ketua Komisi Pertahanan Nasional dan pemimpin salah satu departemen di Partai Buruh yang berkuasa.
Kim Jong Un menyebut pemecatan pamannya dalam pidato tahun barunya, meskipun tidak menyebutkan nama Jang secara langsung. Dia menyatakan bahwa partainya telah membersihkan "sampah partai" pada tahun sebelumnya, dan pernyataan ini disiarkan melalui televisi negara.
Meskipun alasan pemecatan Jang dan nasibnya tidak jelas, ada laporan bahwa dua individu yang dekat dengannya dieksekusi karena terlibat dalam kasus korupsi. Namun, belum ada kejelasan apakah pemecatan Jang terkait dengan hal ini.
Jang, yang berusia 67 tahun, menikah dengan bibi Kim Jong Un, Kyong Hui, putri dari pemimpin Korea Utara, Kim Il Sung. Jang dan istrinya mendukung penunjukan Pak Pong Ju sebagai perdana menteri, yang merupakan langkah untuk meningkatkan perekonomian Korea Utara.
Jang dianggap sebagai pendukung reformasi ekonomi dan pernah dilengserkan pada 2004 di bawah pemerintahan Kim Jong Il, tetapi kembali menjabat dua tahun kemudian.
Pemecatan Jang diyakini dapat mempersulit upaya penataan ekonomi Korea Utara, terutama setelah penerapan sanksi ekonomi oleh PBB. Para ahli menilai bahwa kehilangan Jang akan menjadi kerugian besar bagi Korea Utara, mengingat perannya yang dekat dengan program ekonomi.
Jang dituduh berupaya merencanakan kudeta militer dan melakukan tindakan tercela seperti perselingkuhan, perjudian, dan korupsi. Media Korea Utara bahkan menyebutnya sebagai sampah dan membandingkannya dengan anjing dan kotoran.
Meskipun Jang Song-thaek telah menjadi mentor bagi Kim Jong Un dan membantu dalam peralihan kekuasaan, Kim Jong Un justru mengekseksui mentornya itu dengan cara keji.
ANANDA BINTANG I EKA YUDHA SAPUTRA I EKO ARI WIBOWO