Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Meta Blokir Saluran Media Sosial Media Pro-Duterte di Filipina

Mantan Presiden Rodrigo Duterte akan tetap dalam tahanan ICC hingga sidang 23 September

20 Maret 2025 | 13.00 WIB

Ilustrasi logo Meta. (REUTERS/DADO RUVIC)
material-symbols:fullscreenPerbesar
Ilustrasi logo Meta. (REUTERS/DADO RUVIC)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Meta telah menangguhkan akun Facebook Sonshine Media Network International (SMNI), sebuah outlet media Filipina yang dikenal karena dukungannya terhadap mantan Presiden Rodrigo Duterte, pada Rabu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SMNI mengkonfirmasi penangguhan tersebut di situs webnya seperti dilansir Anadolu, menyatakan bahwa afiliasinya, DZAR 1026 dan SMNI Integrated News, juga terpengaruh.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Menurut SMNI, Meta mengutip pelanggaran terkait "mengungkapkan kebencian atau penghinaan terhadap sekelompok orang dan menggunakan stereotip rasial yang berbahaya" sebagai alasan larangan tersebut.

Sebagai tanggapan, SMNI mengatakan: "Jika ini adalah harga untuk berbicara KEBENARAN, maka biarlah. SMNI akan selalu berbicara KEBENARAN YANG PENTING."

Duterte, yang menjabat sebagai presiden Filipina dari 2016 hingga 2022, saat ini menghadapi tuduhan kejahatan terhadap kemanusiaan di Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) di Den Haag. Dia akan tetap dalam penahanan ICC hingga 23 September, ketika sidang berikutnya untuk konfirmasi dakwaan akan berlangsung, menurut catatan pengadilan.

Mantan pemimpin berusia 79 tahun itu dapat mengajukan permohonan pembebasan sementara dengan alasan kesehatan di bawah Statuta Roma. Namun, ICC tidak pernah mengabulkan permintaan seperti itu kepada tersangka yang menghadapi tuduhan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Filipina meratifikasi Statuta Roma pada 2011 tetapi menarik diri dari ICC pada 2019.

Sementara itu, Departemen Kehakiman Filipina telah mendesak Mahkamah Agung untuk menolak surat perintah petisi habeas corpus yang diajukan oleh anak-anak Duterte, dengan alasan itu "diperdebatkan," Kantor Berita Filipina yang dikelola pemerintah melaporkan pada Selasa.

Departemen mengatakan bahwa petisi itu tidak berdasar karena responden yang disebutkan tidak memiliki hak asuh mantan presiden. Surat perintah itu dimaksudkan untuk "membebaskan seseorang dari pengekangan yang melanggar hukum," tetapi Duterte saat ini ditahan di bawah proses hukum di Den Haag.

Pengacara Inggris-Israel Nicholas Kaufman ditunjuk sebagai pembela hukum utama Duterte, menurut dokumen ICC. Selain itu, tiga pengacara Filipina, yang dipimpin oleh mantan Menteri Kehakiman Silvestre Bello III, akan melakukan perjalanan ke Belanda pada Rabu untuk membantu kasus tersebut, menurut harian lokal Philstar.

Mantan juru bicara kepresidenan Harry Roque mengatakan pada Selasa bahwa Wakil Presiden Sara Duterte, putri mantan presiden, tidak akan menjadi bagian dari tim hukumnya, meskipun ada spekulasi sebelumnya.

Dalam perkembangan terkait, Roque dilaporkan mencari suaka di Belanda, menurut Kantor Berita Filipina. Kasus perdagangan manusia diajukan terhadap Roque dan dua orang lainnya di hadapan Departemen Kehakiman pada akhir 2024.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus