Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

12 September, Jalan Menuju Damai

Amerika mulai menunjukkan ingin berbaikan dengan Suriah. Bahkan mencoba mengajak menjadi sekutunya.

18 September 2006 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEBUAH sedan meluncur kencang, menembus kawasan Rawda—lokasi kedutaan Amerika Serikat dan sejumlah kedutaan asing lainnya di Damaskus, Suriah—Selasa pagi pekan lalu. Namun, belum sempat mendekati sasaran, petugas keamanan langsung mencegatnya.

Merasa dihalangi, empat lelaki bersenjata dalam sedan itu langsung menembak petugas. Akibatnya, baku tembak pun tak terhindarkan. Tak puas menembak, para penyerang melemparkan granat tangan ke arah gedung kedutaan Amerika Serikat sambil berteriak ”Allahu Akbar”.

Tak ada warga Amerika yang terluka dalam insiden itu. Bahkan tembok pelindung kedutaan setinggi 2,5 meter pun tetap berdiri kukuh. Korbannya justru warga Suriah. Satu orang anggota pasukan antiterorisme Suriah tewas, dan 14 orang lainnya terluka. Di antaranya satu polisi lokal kedutaan, dua warga Irak, tujuh pekerja, dan seorang diplomat Cina, Li Hongyu. Wajah Hongyu terluka kena peluru nyasar saat berdiri di depan garasi kedutaan Cina yang tak jauh dari lokasi kejadian.

Keempat penyerang sendiri tewas. Tiga di antaranya tewas diterjang peluru petugas saat baku tembak, satu orang lagi terluka dan tewas sehari setelah insiden. Sedangkan sedan yang mereka tumpangi terbakar di Jalan Mansour, Distrik Abu Remmaneh, distrik yang tidak hanya menjadi lokasi sejumlah kedutaan asing tetapi juga lokasi tempat tinggal pejabat pemerintah senior dan instalasi keamanan Suriah. Sebelum tewas, dua orang penyerang sempat bersembunyi di salah satu gedung, tapi dikejar dan ditembak petugas. Petugas langsung mengamankan dan menutup lokasi setelah kejadian. Masyarakat tidak diperbolehkan mendekat.

Menurut saluran televisi Suriah dan saksi mata, penyerang berusaha meledakkan bom yang telah disiapkan dalam mobil pick-up putih yang terparkir depan kedutaan. Namun upaya itu gagal, karena petugas keamanan langsung menghabisi penyerang.

Melalui siaran televisi milik pemerintah, Menteri Dalam Negeri Suriah Jenderal Bassam Abdil Majid hari itu juga mengakui serangan itu menargetkan Kedutaan Besar Amerika Serikat. Namun ia menjamin, aparat keamanan telah mengendalikan situasi sepenuhnya.

Mengenai identitas penyerang, sejauh ini media di Suriah menyebut keempatnya berasal dari Suriah. Hal ini dikuatkan Duta Besar Suriah untuk Amerika Serikat Imad Mustafa. Dia menduga dalang penyerangan tersebut adalah Kelompok Tentara Islam Damaskus. Alasannya, kelompok ini pernah terlibat dalam beberapa bentrokan dengan pemerintah Suriah.

Mengetahui tidak ada warganya yang menjadi korban, Amerika memuji Suriah. ”Kami menghargai tindakan petugas keamanan Suriah yang telah membantu mengamankan wilayah teritori kami,” kata Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Condoleezza Rice. Dia menambahkan, warga Amerika yang berada di kedutaan aman dan selamat.

Keberhasilan menggagalkan serangan yang terjadi sehari setelah peringatan 11 September itu menjadi poin penting bagi Suriah. Paling tidak untuk menurunkan ketegangan hubungannya dengan Amerika. Amerika sendiri mulai merasa inilah saat tepat memperbaiki hubungannya dengan Suriah, kalau perlu menjadikan sekutunya sekalian. ”Kami berharap mereka (Suriah) menjadi sekutu kami dan membuat pilihan melawan teroris,” ujar juru bicara Gedung Putih Tony Snow.

Selama beberapa tahun hubungan Amerika dengan Suriah terus tegang. Amerika menuduh Suriah sebagai negara pendukung terorisme, konflik di Timur Tengah, pemberontakan di Irak, dan pemasok senjata bagi pasukan militan Hizbullah di Libanon. Sedangkan Suriah menuduh Amerika mendukung aksi militer Israel di Libanon.

Salah satu puncak ketegangan ketika Amerika menarik duta besarnya dari Suriah saat terjadi pembunuhan bekas Perdana Menteri Libanon Rafik Hariri, Februari tahun lalu. Amerika menuduh Damaskus berperan dalam pembunuhan ini. Tetapi Suriah membantahnya.

Sunariah (BBC, The Guardian, AP, Xinhua)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus