Seorang Inggris telah ’Membunuh’ Bush

HAMPIR semua harian yang terbit di London pada Jumat dua pekan lalu menghamparkan foto yang menyentak mata. Presiden George W. Bush tersungkur dihunjam peluru, seusai berpidato di Chicago, Amerika Serikat.

Tapi tunggu dulu, gambar hitam putih itu berbeda dengan adegan penembakan Presiden John F. Kennedy atau percobaan pembunuhan Ronald Reagan. ”Pembunuhan” Bush adalah potongan film Death of a President garapan sutradara Britania, Gabriel Range. Pertama kali diputar di Toronto Film Festival, Kanada, film ini akan dipancarkan saluran televisi More 4 Inggris, Oktober mendatang.

Sekilas, drama 90 menit ini tampak seperti film dokumenter. Potongan gambar dan wawancara Tuan Bush disulap oleh komputer sehingga tampak ”asli”. Padahal semua itu cuma hasil montase. Misalnya, dalam adegan penembakan, muka sang presiden ditempelkan belakangan ke wajah aktor yang memerankan dirinya.

Amerika, yang telah menyaksikan empat presidennya terbunuh, tersulut amarah. ”Inilah cara paling menjijikkan dalam memperlakukan seorang kepala negara lain,” kata Eric Staal dari Partai Republik. Politisi senior itu juga menganggap film ini bagian dari gerakan kelompok liberal yang secara terencana membandingkan Bush dengan Hitler yang fasis.

Juru bicara Gedung Putih Emily Lawrimore memilih bungkam. ”Film itu tak layak ditanggapi,” desisnya.

Pers Amerika mengecam habis-habisan. Washington Post menyebut film itu sebagai ”publisitas murahan”. Editor The Boston Herald, Jules Crittenden, bahkan menyerukan pembuat film ini seharusnya diseret ke pengadilan dengan pasal pencemaran nama baik.

Dari dalam negeri, Range juga dihajar kritik. Roy Gleenslade, pengamat media Inggris, menyebut film itu ”melampaui batas”. Gambar-gambar dalam film itu tampak begitu nyata, sehingga sesaat ia sempat mengira Presiden Amerika benar-benar ditembak. Menurut dia, tayangan model begini bisa ”meyakinkan orang gila bahwa menembak Bush adalah ide yang bagus”.

Sang sutradara membantah cuma mau meraup sensasi. Menurut dia, film ini dibuat berdasarkan riset mendalam dan wawancara dengan sejumlah agen FBI serta orang-orang di balik perang terhadap teror. ”Mana mungkin film ini menyemangati orang untuk membunuh Presiden Bush?” ujarnya.

The Death of a President bukanlah karya ”provokatif” Gabriel Range yang pertama. Sebelumnya ia sudah membuat The Day Britain Stopped (tentang kekacauan akibat seluruh jaringan transportasi Inggris mati) dan The Man Who Broke Britain (kisah seorang pedagang yang membuat Inggris dilanda resesi). Keduanya ditayangkan di BBC.

Channel 4–pemilik saluran televisi kabel, More 4—juga sudah mengantongi drama komedi The Trial of Tony Blair, yang siap tayang begitu Tuan Blair turun dari takhta Perdana Menteri Inggris. Tayangan-tayangan berupa komedi satir ini melenggang tenteram di hadapan publik Inggris.

Namun rupanya publik Abang Sam berpendapat sebaliknya. ”Tak terbayangkan film seperti ini diputar di Amerika,” kata Michelle Bowman, warga Amerika di London. Beberapa tahun silam, Fahrenheit 9/11 karya sutradara Michael Moore juga dikecam habis di dalam negeri karena dianggap menjelekkan presiden mereka.

Peter Gale, Direktur More 4, menyanggah telah menebarkan semangat anti-Bush atau anti-Amerika. Film ini, ujarnya, adalah sebuah pertanyaan tentang pengaruh kebijakan luar negeri Amerika dalam menangani teror. Menurut Gale, gambar-gambar pembunuhan Bush dalam film itu ”tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan darah dan kematian yang tiap hari kita lihat di berita.”

Andari Karina Anom (BBC, The Times, The Washington Post)