Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Setidaknya 20 orang tewas dalam ledakan pada sebuah mobil tangki pembawa bensin di Kota Akkar, wilayah utara Lebanon. Palang Merah Lebanon mengkonfirmasi musibah ini lewat akun Twitter mereka, namun Reuters belum bisa menggali detail keterangan dari Palang Merah dan otoritas Lebanon.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Palang Merah Lebanon hanya menyebut ada tujuh orang luka-luka dalam musibah ini dan sudah dilarikan ke rumah sakit setempat. Para koban luka itu, saat ini dalam kondisi amat membutuhkan donor darah.
Seorang demonstran memegang bendera Lebanon selama protes di dekat parlemen, saat Lebanon menandai peringatan satu tahun ledakan di Beirut, Lebanon 4 Agustus 2021. REUTERS/Aziz Taher
Lebanon saat ini mengalami krisis suplai bahan bakar minyak (BBM) dan dalam sepekan terakhir sudah terjadi sejumlah insiden pembajak mobil tanki pembawa BBM. Rumah sakit – rumah sakit di Lebanon memperingatkan mereka mulai kehabisan bahan bakar dan jika kondisi tidak segera diatasi, maka rumah sakit bisa tutup.
“Pembantaian di Akkar tidak ada bedanya dengan pembantaian di tempat pengisian BBM lainnya,” kata Perdana Menteri Lebanon Saad al-Hariri, mengacu pada ledakan di sebuah gudang penyimpanan di Beirut, yang meledak setahun lalu. Ledakan pada tahun lalu itu, telah memunculkan seruan agar Presiden Lebanon Michel Aoun mengundurkan diri.
Perdana Menteri Hariri adalah politikus Lebanon dari kelompok Islam Sunni, yang mendominasi di wilayah utara Lebanon. Hariri dan Presiden Aoun saling bertentangan dalam beberapa isu.
Gebran Bassil, Ketua partai yang didirikan oleh Aoun, menulis di Twitter belangsukawa kepada keluarga para korban atas ledakan di Altalil dan Akkar, Lebanon, pada Sabtu malam kemarin, waktu setempat.
Sumber: Reuters