Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Lima warga negara Thailand yang dibebaskan Hamas setelah disandera, tiba di negara asal pada Minggu, 9 Februari 2025. Momen pertemuan dengan anggota keluarga di bandara Suvarnabhumi diwarnai air mata.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lima mantan sandera Hamas itu pulang ke Thailand dengan balutan jaket musim dingin. Mereka penuh emosi saat bertemu anggota keluarga.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kami sangat tersentuh bisa pulang ke tanah kelahiran dan berada di sini. Saya tidak tahu lagi apa yang harus saya katakan, kami bersyukur,” kata Pongsak Thaenna, salah satu sandera.
Menurut otoritas Israel, Hamas menyandera sekitar 240 orang termasuk warga negara Israel dan WNA dalam serangan 7 Oktober 2023 di perbatasan Israel. Dalam serangan itu, 41 warga Thailand diklaim tewas dan 30 warga Thailand yang sedang bekerja sebagai buruh di Israel, di sandera.
Menteri Luar Negeri Thailand Maris Sangiampongsa yang mengawal pemulangan mantan sandera Hamas ini dari Israel mengutarakan kelegaan karena lima mantan sandera sudah kembali dengan selamat. Dia meyakinkan pihaknya tak pernah menyerah dan kembalinya para sandera ini adalah buah dari kegigihan mereka.
“Ini sangat emosional melihat mereka kembali bersama keluarga,” ujarnya.
Sebelum meletup perang Gaza, diperkirakan ada 30 ribu warga negara Thailand yang bekerja sebagai buruh di Negeri Bintang Daud di sektor pertanian. Jumlah itu adalah yang terbanyak di antara jumlah pekerja migran yang ada di Israel. Hampir 9 ribu pekerja migran asal Thailand direpatriasi setelah serangan tersebut.
Sebagian besar pekerja migran Thailand yang bekerja di Israel berasal dari utara Thailand yakni sebuah area yang terdiri dari desa-desa paling miskin di Negeri Gajah Putih. Sebagian besar warga di sana bermata-pencarian sebagai petani.
Kementerian Luar Negeri Thailand mengatakan satu warga negaranya diyakini masih ditahan Hamas. “Kami masih berharap dan bekerja sama untuk membawa sandera pulang dalam kondisi hidup,” kata Maris, termasuk dua warga Thailand yang sudah meninggal dan ingin jasadnya dibawa ke Thailand.
Sumber: Reuters
Pilihan editor: Jurnalis Investigasi Global Kecam Pemotongan Dana USAID
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini