Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebelas anak di bawah umur tanpa pendamping termasuk di antara 303 penumpang asal India di pesawat yang dilarang terbang di Prancis. Hal itu diungkap oleh sumber yang dekat dengan kantor kejaksaan Paris pada Sabtu, 23 Desember 2023, ketika penyelidikan atas dugaan perdagangan manusia terus berlanjut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Juru bicara kantor prefek Marne dalam sebuah pernyataan menyebutkan layanan darurat di Marne, timur laut Prancis, memasang tempat tidur darurat untuk para penumpang yang terdampar, yang diberi akses ke toilet dan kamar mandi serta menyediakan makanan dan minuman panas di aula bandara Vatry. Pejabat dari konsulat jenderal India mengunjungi mereka secara teratur, tambahnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kantor perfek menyatakan pada Jumat lalu bahwa penerbangan tersebut, yang dioperasikan oleh perusahaan carter Rumania Legend Airlines dan menuju Nikaragua, mendarat di Vatry sehari sebelumnya untuk urusan teknis dalam perjalanan dari Dubai ketika polisi Prancis turun tangan.
Penyelidikan hukum terhadap kondisi dan tujuan perjalanan tersebut telah diluncurkan. Unit yang mengkhususkan diri dalam kejahatan terorganisasi menyelidiki dugaan perdagangan manusia.
Sumber yang dekat dengan kantor kejaksaan Paris mengatakan 11 anak di bawah umur yang tidak didampingi telah diberikan guru ad-hoc oleh pihak berwenang Prancis. Sumber tersebut menambahkan, dua penumpang yang diinterogasi masih ditahan polisi hingga Sabtu.
Sehari sebelumnya, kantor kejaksaan setempat menyatakan pihak berwenang telah diberi tahu oleh seorang informan yang tidak disebutkan namanya.
Seorang pengacara yang mewakili Legend Airlines mengatakan awak pesawat telah dibebaskan setelah diinterogasi. “Awak pesawat sudah diperiksa, pemeriksaan sudah selesai dan semuanya bebas bergerak. Tidak ada yang ditahan,” kata Liliana Bakayoko kepada BFM TV.
Penerbangan tersebut disewa oleh klien yang “tepercaya”, kata Bakayoko, seraya menambahkan klien tersebut adalah perusahaan non-Eropa yang tidak ingin disebutkan namanya oleh maskapai tersebut. Legend Airlines tidak mengerti mengapa pesawat itu dilarang terbang, tambahnya.
Kedutaan Besar India di Paris dan Kementerian Luar Negeri India tidak segera membalas permintaan komentar pada Sabtu.
REUTERS