Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemilik hewan ternak di Turki menamakan sapi kurban mereka dengan S-400, mirip nama sistem pertahanan udara Rusia, untuk persiapan Hari Raya Idul Adha.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Warga Turki bersiap untuk merayakan hari raya kurban yang jatuh pada Ahad, 11 Agustus 2019. Tradisi utama umat Islam untuk menyembelih hewan kurban, paling sering sapi jantan, domba jantan dan lembu jantan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penamaan sapi kurban dengan S-400 tak lepas dari hubungan pemerintah Turki, NATO, dan Rusia. Pada Desember 2017, Rusia dan Turki menandatangani perjanjian pembelian sistem pertahanan udara S-400 Triumf untuk memperkuat wilayah udara Turki, seperti yang berulang kali dinyatakan oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Amerika Serikat mengecam pembelian S-400 oleh Turki, karena pembelian peralatan militer Rusia oleh sekutu NATO berisiko mengganggu keamanan. NATO menilai peralatan tempur NATO tidak bisa diintegrasikan dengan alat tempur Rusia.
Presiden Erdogan kukuh. Dia mengklaim pembelian S-400 adalah urusan pertahanan dalam negeri. Gelombang pertama S-400 dikirimkan pada Juli 2019.
Radar dan software S-400 Triumph telah disempurnakan sehingga dapat menghancurkan 36 target secara bersamaan. Radar panorama 91N6E dapat mendeteksi target sejauh 600 km dengan perlindungan anti jamming. Radar 92N6 merupakan radar multi fungsi yang mampu mendeteksi 100 target dengan jangkauan 400 km. Sputnik/Sergey Malgavko
Menjelang Idul Adha, ternak kecil dan besar telah dibawa ke kota-kota di sekitar Turki dari desa dan peternakan terdekat. Kakak beradik Seyfi dan Ibrahim Keyvan, yang terlibat dalam pengembangbiakan ternak di Provinsi Çorum di Turki utara, bahkan memajang seekor sapi seberat 1,5 ton, yang dijuluki dengan S-400, menurut laporan Sputnik, 9 Agustus 2019.
Menurut Ibrahim, mereka memelihara sapi setiap tahun selama liburan, dan mereka memutuskan untuk memberi nama sapi ini untuk menghormati S-400 karena semangat pemberani dan gigihnya.
"S-400 adalah sapi jantan berumur tiga tahun. Selama ini kami merawatnya seperti anak kecil. Sekarang beratnya 1,5 ton. Presiden Recep Tayyip Erdogan mengambil posisi yang menentukan, tidak menyerah pada tekanan Amerika, dan membawa S-400 ke Turki. Sapi kami memiliki karakter yang tidak membungkuk, dia sangat berani dan tidak takut pada siapa pun, itu sebabnya kami memanggilnya S-400," kata Ibrahim Keyvan.
"Saya bangga telah memelihara hewan seperti itu," tambahnya.
Sapi kurban yang dijuluki S-400 itu dilaporkan dijual seharga 17.000 lira Turki, atau sekitar Rp 43 juta, kepada seorang kepala daerah setempat bernama Fehmi Vargeloglu.
MEIDYANA ADITAMA WINATA | SPUTNIK