Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Akses ke TPU Sulit, Kamar Mayat di Sejumlah Kota di Ukraina Penuh

Warga Ukraina kesulitan membawa mayat ke tempat pemakaman umum karena serangan dari Rusia

13 April 2022 | 02.34 WIB

Pasukan pro-Rusia memeriksa jalan-jalan selama konflik Ukraina-Rusia di kota pelabuhan selatan Mariupol, Ukraina 7 April 2022. Pemimpin pemberontak pro-Rusia mengatakan pasukan separatis di Ukraina timur telah menguasai pelabuhan kota strategis Mariupol. REUTERS/Alexander Ermochenko
Perbesar
Pasukan pro-Rusia memeriksa jalan-jalan selama konflik Ukraina-Rusia di kota pelabuhan selatan Mariupol, Ukraina 7 April 2022. Pemimpin pemberontak pro-Rusia mengatakan pasukan separatis di Ukraina timur telah menguasai pelabuhan kota strategis Mariupol. REUTERS/Alexander Ermochenko

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Serhii Haidai, kepala administrasi militer regional Luhansk, Ukraina mengatakan kamar mayat di beberapa kota sekarang penuh di tengah pemadaman listrik

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Haidai mengatakan di akun Telegramnya bahwa mayat-mayat juga berada di ruang bawah tanah di wilayah tersebut. Dalam jeda penembakan, mereka dikumpulkan oleh sukarelawan dan dikuburkan di tempat-tempat yang baru ditentukan. Alasannya karena akses ke makam yang tersedia tidak mungkin.

Daerah di sekitar Severodonetsk, yang telah mengalami penembakan terus-menerus selama berminggu-minggu, adalah yang paling parah terkena dampaknya.

"Di Severodonetsk, administrasi militer regional mengorganisir tempat pemakaman baru di tempat yang relatif aman. Lubang digali dengan traktor dan kuburan disistematiskan dalam daftar. Setiap orang mati atau meninggal dikubur secara alami di kuburan terpisah. Selama 48 hari perang, sekitar 400 penguburan," katanya, Selasa, 12 April 2022 dikutip dari CNN.

Haidai menuturkan tempat pemakaman baru telah dibuat di Lysychansk. "Yang mati dan yang terbunuh dikuburkan di kuburan umum."

Menurut dia, situasi pemakaman di Popasna dan Rubizhne saat ini amat sulit. Pendudukan sebagian kota oleh Rusia membuat pemindahan mayat tidak mungkin dilakukan. Warga pun terpaksa menguburkan kerabat mereka di pekarangan rumahnya.

"Akibat penembakan, di daerah-daerah tertentu, mayat-mayat itu tetap tergeletak di jalan-jalan," kata Haidai.

Sumber: CNN

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus