DUA regu marinir Malaysia unjuk kekuatan di depan hidung
tentara Vietnam. Mereka menduduki Pulau Tarumbu Layang-layang,
pulau karang seluas tiga lapangan tenis, di Laut Cina Selatan
"Kami tidak ingin tentara Vietnam merebut Tarumbu Layang-layang
sebagaimana mereka lakukan dengan Pulau Amboyna," ujar seorang
perwira tingi di Kementerian Pertahanan Malaysia, pekan lalu.
Amboyna di rebut Vietnam, 1978.
Pengiriman marinir ke Pulau Tarumbu Layang-layang, yang terletak
64 km di tenggara Amboyna, menurut Pangab Jenderal Tan Sri
Mohammad Ghazali merupakan tugas rutin dalam menjaga perairan
Malaysia. Mengingat pulau karang itu tercakup dalam radius 300
km zona ekonomi eksklusif Malaysia. "Hal ini amat penting untuk
meyakinkan bahwa semua wilayah kami berada dalam keadaan aman,"
kata Ghazali. Dikabarkan, akhir-akhir ini, kapal perang Uni
Soviet sering berkeliaran di sekitar Pulau Tarumbu
Layang-layang.
Kalangan diplomatik di Kuala Lumpur menyebut pendudukan Pulau
Tarumbu Layang-layang, yang oleh Vietnam disebut Da Hoa Lau,
sejak 20 Agustus oleh Malaysia dikarenakan kawasan ini punya
arti ekonomis dan militer bagi mereka. Pulau ini kaya minyak dan
bahan mineral lainnya. Dari sudut keamanan, jika sampai Vietnam
membangun pangkalan udara militer di dekat sana maka jelajah
serang mereka bisa sampai Sabah, Serawak, dan Semenanjung
Malaysia.
Pemerintah Vietnam ternyata tak tingal diam. Mereka mengirimkan
nota protes kepada Dubes Malaysia di Hanoi, Abdul Halim bin
Alie, sehubungan dengan pendudukan Pulau Tarumbu Layang-layang.
"Kedaulatan Vietnam atas atol (pulau karang) in tak dapat
diragukan lagi. Malaysia haraF angkat kaki dan menghargai
kedaulatan wilayah ini untuk masa mendatang," buny protes
mereka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini