SEJAK dua pekan lalu Wakkanai, kota pelabuhan ikan di utara
Jepang, mendadak jadi perhatian dunia. Ratusan keluarga datang
berziarah ke sana meratapi sanak saudaranya yang tewas dalam
pesawat KAL-007 yang jatuh akibat rudal Soviet itu. Wartawan
berbagai negeri hilir mudik mengumpulkan keterangan. "Belum
pernah Wakkanai sibuk seperti ini," ujar seorang staf di kantor
walikota kepada TEMPO, minggu silam.
Menurut berbagai media massa, adalah pangkalan radar Koku
Jieitai (Pasukan Pertahanan Udara Jepang) di Kota Wakkanai yang
merekam hubungan radio antara pilot Soviet itu dengan stasiun
buminya pada dinihari 1 September. Rekaman tadi diserahkan
kepada Boeicho (Badan Pertahanan Jepang) yang meneruskannya
kepada pemerintah Jepang. Dari sana, rekaman itu sampai ke
tangan Pemerintah Amerika Serikat yang kemudian memutarkannya di
depan sidang Dewan Keamanan PBB, Selasa pekan lalu. Sejak
"insiden Sakhalin", kemampuan Boeicho mengumpulkan informasi
banyak dipercakapkan.
Dengan penduduk sekitar 53 ribu Wakkanai mencatat suhu
rata-rata sepanjang tahun 6,1øC. Pada musim paling dingin suhu
mencapai -- 6øC, musim paling panas tak pernah di atas 18øC. Di
sinilah, di atas bukit yang tidak begitu tinggi, di Tanjung
Noshappu yang menganjur ke Selat Soya, terletak pangkalan radar
Jieitai. Puluhan kubah radar bergaris menengah 16-17 meter, dan
antena parabol menunjang sistem pangkalan ini.
Nama resmi pangkalan ini tak pernah diumumkan. Tapi sebuah
sumber TEMPO menyebut Grup Tanda Bahaya Ke-18 (18th Waning
Group). Grup ini dikontrol oleh Wing Pengawasan Pesawat dan
Tanda Bahaya Wilayah Utara, yang pada gilirannya berada di bawah
Pasukan Pertahanan Udara Wilayah Utara. Pasukan ini menerima
perintah dari Komando Pertahanan Udara di Fuchu, Tokyo. Komando
ini sendiri di bawah Koku Jieitai.
Sekitar 180 sampai 200 tenaga staf di Wakkanai bertugas
mengamati "pesawat udara tak dikenal". Kemampuan radar mereka
meliputi radius 300 km. Tetapi, konon, mereka tidak melakukan
"kegiatan intel". Hanya memonitor pesawat asing. Lalu, siapa
yang merekam percakapan pilot Soviet itu?
Pekerjaan ini sebetulnya dilaksanakan oleh Divisi Intelijen
Ke-2, Departemen Intelijen Jepang, Rikujo Jieitai (Pasukan
Pertahanan Darat Jepang). Dalam susunan organisasi divisi ini
terdapat empat seksi, tapi ada seksi lain (Besshitsu) yang
berdiri sendiri. Markas Besar besshitsu ini terletak di
Ichigaya, Tokyo, dalam kondisi "sangat rahasia".
Konon, sekitar 1.100 tenaga bekerja di markas intel itu dengan
kemampuan penguasaan berbagai bahasa asing. Mereka memiliki enam
kantor komunikasi di seluruh Jepang: Kikaijima di Provinsi
Kagoshima, Tachiarai di Provinsi Fukuoka, Miho di Provinsi
Tottori, Ooi di Provinsi Saitama, Kofunato di Provinsi Niigata,
dan Higashi Chitose di Provinsi Hokkaido. Di samping itu
terdapat sejumlah perwakilan. Salah satu perwakilan itu ada di
Wakkanai, terletak di kawasan pangkalan radar Koku Jieitai.
Jadi, ada dua pasukan dari komando yang berbeda di dalam satu
pangkalan radar. Masing-masing Grup Tanda Bahaya Ke-18 Koku
Jieitai, dan perwakilan kantor komunikasi Rikujo Jieitai. Yang
pertama bertugas melacak pesawat tak dikenal, lainnya
mengumpulkan informasi. Karena itulah Wakkanai dijuluki pers
Jepang: "Telinga Kelinci".
Konon, Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF) menempatkan pula
Grup Sekuriti Elektronik ke-6920-nya di sekitar Hokkaido. Tapi
tak jelas di mana.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini