Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Aku ingin hidup 10 tahun lagi

Deng xiaoping merayakan ulang tahunnya yang ke-87. profil deng xiaoping.

31 Agustus 1991 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam usia 87 tahun kini, ia masih menjadi tempat berkonsultasi para pemimpin Cina untuk memutuskan hal-hal besar. DENG Xiaoping ingin hidup 10 tahun lagi. Padahal, Kamis pekan ini ia akan merayakan ulang tahunnya yang ke-87. Ulang tahun yang biasanya dirayakan kecil-kecilan, di antara keluarga dekat. Tokoh reformasi Cina yang belakanang jarang muncul ini, menurut anaknya, masih sehat, suka berenang, dan tetap mengikuti perkembangan keadaan negara, meski sudah tak menjabat apa pun. Bahkan, kata Deng Pufang, anaknya itu, kepada para wartawan Hong Kong pekan lalu, bapaknya ikut aktif memberi petunjuk cara-cara menolong rakyat, ketika banjir melanda Cina beberapa waktu lalu. Deng barangkali bisa dimasukkan ke dalam jajaran politikus atau negarawan terbesar abad ini. Dialah yang menyusun konsep reformasi Cina, sebelum Gorbachev melahirkan glasnost dan perestroika. Orang besar yang kecil ini, dalam catatan resmi, dilahirkan di Desa Xiexing, Kabupaten Guang'an, di Provinsi Sichuan. Provinsi ini dikenal dengan makanan pedasnya, dan itu sesuai dengan wataknya yang suka berterus terang, termasuk dalam mengkritik orang. Watak yang menyebabkannya harus menderita, ketika kritik ia lontarkan terhadap Ketua Mao. Karier politiknya dimulai dari bawah sebagai aktivis di kalangan pemuda pelajar ketika ia bekerja di Prancis pada 1920-an. Di negeri Eropa Barat itulah ia berkenalan dengan Perdana Menteri Zhou Enlai, dan di sana pula ia mulai punya kontak dengan komunisme dan gerakan kiri. Semasa kaum komunis bergerilya dan berjuang di bawah tanah, Deng ikut aktif sebagai komisaris politik dalam satuan Tentara Pembebasan Rakyat. RRC berdiri, tiga tahun kemudian, pada 1952, Deng ditarik ke pusat dan diberi jabatan wakil menteri pertama. Di sini ia menunjukkan dirinya sebagai administrator terampil. Dua tahun kemudian kekuasaan nyata dalam skala nasional jatuh ke tangannya. Ia ditunjuk sebagai sekretaris jenderal Partai Komunis Cina (PKC). Namun, rupanya ia naik untuk jatuh. Tugas pertamanya sebagai sekretaris jenderal adalah mengatur kelancaran kongres ke-8 PKC. Deng rupanya tak bisa menahan wataknya yang suka berterus terang. Maka, dalam kongres itu, ia lancarkan satu kritik tajam terhadap kerja Partai. "Partai menderita karena kekuasaan terlalu dikonsentrasikan pada satu pribadi," katanya dalam salah satu rapat pleno. Dianjurkannya agar kepemimpinan kolektif lebih didorong maju. "Menghamburkan otoritas Partai, pongah, sok kuasa, kasar, merasa paling pintar, memaksakan keinginan adalah sikap yang bertentangan dengan garis massa," kata Deng tentang pemimpin komunis yang mesti dijauhi. Kata-katanya itu membuktikan bahwa ia memang orang dari Sichuan yang suka berterus terang. Itu secara tak langsung menyerang Mao pribadi. Seolah Deng sedang menudingnya sebagai pemimpin yang menjalankan politik kultus individu. Kekecewaan Mao makin menjadi karena si sekjen yang tingginya hanya 1,5 meter itu jarang berkonsultasi dengan sang ketua. "Pendengaran Deng kurang baik, tapi dalam setiap rapat dan pertemuan ia selalu menjauh dariku," keluh Mao pada rekan-rekannya. Maka, ketika Mao menggelindingkan Revolusi Kebudayaan untuk membersihkan Partai dari "pejalan kapitalis, birokrat, dan revisionis", Deng harus membayar sikap terus terangnya. Ia bersama dengan Presiden Liu Shaoqi menjadi korban pertama Revolusi Kebudayaan. Pengawal Merah memenjarakannya selama dua tahun, dan kemudian ia dikenai tahanan rumah di Provinsi Jiangxi, jauh dari keramaian pusat pergolakan politik. Ia hanya didampingi istrinya, Zhuo Lin. Pada usia 65 tahun ketika itu, Deng harus mengangkut air, membersihkan lantai, bahkan membelah kayu sendiri. Pengawal Merah pun menganiaya Deng Pufang, anaknya yang belajar di Universitas Beijing, hingga cacat seumur hidup. Tak banyak yang diketahui tentang yang dilakukannya selama delapan tahun dalam pengasingan. Pada 1973, ketika suhu politik telah mendingin, dan karena Zhou Enlai memerlukan orang berpengalaman untuk menjalankan kembali pemerintahan, Deng direhabilitasi. Ia menduduki kembali jabatan lamanya sebagai wakil perdana menteri. Namun, pada pertengahan 1976, nasib buruk lain menimpanya: Zhou yang jadi pelindungnya meninggal dunia. Sekelompok mahasiswa, buruh, dan cendekiawan mengadakan demonstrasi di Lapangan Tiananmen untuk memperingati almarhum Zhou. Demonstrasi itu berubah menjadi keributan, dan Deng, konon karena tipu daya janda Mao Jiang Qing, dituduh sebagai dalangnya. Mao langsung memecatnya. "Orang itu tak tahu perjuangan kelas," kata Mao. Konon, karena hubungan baiknya dengan Jenderal Xu Shiyou yang jadi komandan garnisun di Kanton, Cina Selatan, Deng terhindar dari gangguan Jiang Qing selanjutnya. Meninggalnya Mao, September 1976, memberinya peluang kembali ke puncak kekuasaan. Bahkan pada awal 1980-an ia menggeser Hua Guofeng, orang yang dipilih oleh Mao untuk meneruskan kepemimpinannya. Kesempatan ini digunakan Deng untuk menjalankan reformasi. Ia bukannya berniat menghidupkan kembali kapitalisme, sebagaimana dituduhkan kelompok garis keras, melainkan, sebagai komunis yang taat, Deng hanya mencoba menyesuaikan ajaran komunisme dengan perkembangan zaman. Dalam usianya yang hampir 90 tahun, ia masih menjalankan peranan sebagai "sesepuh" politik Cina. "Kawan Deng masih menjadi tempat berkonsultasi dalam memutuskan hal-hal yang besar," kata bekas ketua Partai, Zhao Ziyang. Itulah mungkin yang menyebabkannya berharap hidup 10 tahun lagi, untuk, misalnya, menyaksikan buah reformisme hasil pemikirannya. Keinginan orang tua yang wajar. ADN

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus