Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Austria Alexander Van der Bellen mengamankan masa jabatannya untuk periode kedua setelah berhasil memenangkan suara mayoritas sehingga tidak perlu dilakukan pemungutan suara putaran kedua. Masa jabatan Presiden Austria adalah enam tahun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Van der Bellen, 78 tahun adalah mantan Ketua Partai Hijau yang menuai popularitas atas upayanya menciptakan ketenangan saat Austria mengalami masa-masa kritis. Salah satunya, saat pemerintah Austria pada 2019 runtuh dan pengunduran diri Kanselir Sebastian Kurz setahun lalu atas tuduhan korupsi yang dibantah oleh Kurz
Partai Kebebasan, yang beraliran kanan-tengah, menjadi satu-satunya partai di parlemen Austria yang mengajukan kandidat untuk melawan Van der Bellen sehingga persaingan pun terasa sangat ketat. Akan tetapi, partai-partai lain di parlemen Austria menjatuhkan dukungan pada Van der Bellen untuk kembali menduduki jabatan Presiden Austria.
Presiden Austria sebagian besar hanya berperan seremonial saja, namun tetap punya kekuasaan. Presiden Austria akan memegang tampuk pemerintahan jika terjadi periode-periode transisi dan turbulensi. Presiden Austria juga adalah panglima militer dan bisa memecat seluruh pemerintah atau kanselir.
“Mendapat suara mayoritas itu mudah diucapkan, namun mayoritas absolut berarti lebih banyak suara daripada kandidat. Ini hal yang serius. Saya awalnya tidak percaya ini akan terjadi, tapi ini benar kejadian. Saya sungguh gembira,” kata Van der Bellen.
Dalam pemilihan ini, Van der Bellen berhadapan dengan Walter Rosenkranz kandidat dari Partai Kebebasan. Total sudah 95 persen surat suara yang dihitung dan Rosenkranz mendapatkan 17,9 persen suara.
“Walter Rosenkranz benar-benar bisa mengelola untuk memastikan dalam putaran pertama dia yang akan menjadi presiden berikutnya. Saya mengucapkan selamat padanya,” kata Rosenkranz.
Suara yang sudah dihitung pada Minggu, 9 Oktober 2022, belum termasuk suara yang dikirimkan lewat pos, yang rencananya akan dihitung pada Senin, 10 Oktober 2022.
Sumber: Reuters
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.