Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Josep Borrell: Ada Kritik Uni Eropa Standar Ganda dalam Konflik Ukraina dan Gaza

Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell mengakui adanya kritik "standar ganda" dalam respon atas konflik di Ukraina dan Gaza

30 November 2024 | 16.06 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa yang akan segera mengakhiri masa jabatannya, Josep Borrell, pada Jumat mengakui adanya kritik "standar ganda", menyusul respons inkonsisten Uni Eropa terhadap konflik di Ukraina dan Gaza.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Borrell, persepsi ini tersebar luas di negara-negara Global South.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menjelang akhir masa jabatan lima tahunnya, Borrell merefleksikan respons EU terhadap Gaza dan isu-isu lain beberapa hari sebelum digantikan oleh mantan Perdana Menteri Estonia, Kaja Kallas, pada Ahad 1 Desember 2024.

Ia mengakui bahwa Uni Eropa gagal menunjukkan konsistensi dan efektivitas di Timur Tengah.

Menyusul serangan lintas perbatasan oleh kelompok perjuangan Palestina, Hamas pada 7 Oktober 2023 yang diikuti dengan serangan besar-besaran Israel ke Gaza, Borrell mengatakan: "Kami tidak mampu berbicara satu suara atau bertindak cukup efektif untuk membantu mencapai gencatan senjata, membebaskan sandera, dan memastikan penghormatan terhadap hukum internasional serta keputusan Dewan Keamanan PBB, Majelis Umum PBB, dan Mahkamah Internasional di wilayah tersebut."

Ia juga mencatat bahwa beberapa negara anggota Uni Eropa adalah pemasok utama senjata ke Israel. EU juga merupakan mitra utama Israel dalam hal perdagangan, investasi, dan pertukaran orang.

Di sisi lain, Uni Eropa juga penyedia bantuan terbesar bagi rakyat Palestina melalui badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) dan Otoritas Palestina.

Menurut Borrell, "perpecahan mendalam" di dalam blok tersebut secara signifikan menghambat mereka memengaruhi jalannya peristiwa, meskipun jumlah korban sipil terus meningkat – lebih dari 44.300 orang telah tewas akibat serangan Israel hingga saat ini.

"Ketidakmampuan dan sikap pasif ini, kontras dengan komitmen kuat kami dalam mendukung Ukraina, sering kali dipersepsikan di luar Uni Eropa sebagai tanda ‘standar ganda’: dalam pandangan orang Eropa, nyawa seorang warga Palestina dianggap tidak bernilai sebesar nyawa seorang warga Ukraina."

Ia menambahkan bahwa meskipun mayoritas warga EU tentu tidak mendukung pandangan tersebut, hal itu tidak menghentikan persepsi ini menyebar luas di negara-negara Global South.

"Bahkan tidak hanya di negara-negara Muslim: saya terkejut melihat sejauh mana kritik ini juga secara teratur diarahkan kepada kami di seluruh wilayah Amerika Latin dan Afrika Sub-Sahara," ujar Borrell.

Sejak Oktober 2023, dalam serangan brutal yang terus berlanjut, Israel telah menewaskan hampir 44.300 orang, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, serta melukai hampir 105.000 lainnya.

Pekan lalu, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas perang mematikan yang dilancarkannya di Gaza.

ANADOLU

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus