Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin Tertinggi Iran Ayatullah Ali Khamenei menolak klaim bahwa perlawanan di wilayah tersebut telah berakhir, dengan menekankan semangat para pemimpin seperti Sayyed Nasrallah dan Sinwar yang masih ada, dan memperingatkan bahwa Israel, bukan Hizbullah, yang akan dilenyapkan, Al Mayadeen melaporkan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ali Khamenei, Selasa, 17 Desember 2024, menyatakan bahwa keyakinan yang dipegang oleh Amerika Serikat, Israel, dan beberapa sekutunya bahwa perlawanan di wilayah tersebut telah berakhir adalah salah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berbicara dalam sebuah pertemuan dengan para perempuan Iran di Teheran, Khamenei menjelaskan, "Beberapa orang percaya bahwa perlawanan telah berakhir di kawasan ini setelah kejadian di Suriah dan kejahatan yang dilakukan oleh entitas Zionis dan Amerika Serikat," seraya menambahkan, "Namun, mereka salah besar."
Ia menekankan bahwa "semangat Sayyed Hassan Nasrallah masih hidup, dan semangat Yahya Sinwar juga masih hidup."
Khamenei menjelaskan, "Kesyahidan mereka tidak membawa mereka keluar dari medan perang, itu hanya mengasingkan kehadiran fisik mereka, tetapi semangat mereka tetap ada, ideologi mereka terus berlanjut, dan jalan mereka akan terus berlanjut."
Dia juga menyoroti bahwa "Gaza menghadapi serangan setiap hari, namun tetap tabah, terus mempersembahkan para martir, dan Lebanon juga terus melakukan perlawanan."
Sayyed Khamenei menambahkan, "Entitas Zionis keliru dalam meyakini bahwa mereka dapat mengisolasi Hizbullah melalui Suriah untuk melenyapkannya," dan menekankan, "Pada kenyataannya, Israel-lah yang akan dilenyapkan."
Kekuatan-kekuatan asing memecah belah Suriah
Mayor Jenderal Hossein Salami, komandan Korps Garda Revolusi Iran (IRGC), menyatakan bahwa keterlibatan Iran di Suriah tidak didorong oleh ambisi teritorial atau kepentingan ekspansionis, tetapi lebih karena komitmen untuk membela martabat umat Islam.
Salami menyoroti peran kekuatan-kekuatan asing dalam mendestabilisasi Suriah, dan menggambarkan mereka sebagai "serigala-serigala yang ingin memecah belah negara."
Ia menjelaskan, "Israel menduduki wilayah Selatan, kekuatan lain mendominasi wilayah Utara, dan kekuatan lain lagi menguasai wilayah Timur, sehingga rakyat Suriah terisolasi dan menghadapi masa depan yang tidak menentu."
Dikutip Reuters, Khamenei mengatakan pada Rabu bahwa penggulingan Presiden Suriah Bashar al-Assad adalah hasil dari rencana Amerika Serikat dan Israel.
Salah satu negara tetangga Suriah juga memiliki peran, katanya. Ia tidak menyebutkan nama negara tersebut, namun tampaknya ia merujuk pada Turki, yang telah mendukung para pemberontak anti-Assad.
Penggulingan Assad secara luas dipandang sebagai pukulan besar bagi aliansi politik dan militer "Poros Perlawanan" yang dipimpin Iran yang menentang pengaruh Israel dan Amerika Serikat di Timur Tengah.
"Apa yang terjadi di Suriah sebagian besar direncanakan di ruang komando Amerika dan Israel. Kami memiliki bukti tentang hal ini. Pemerintah negara tetangga Suriah juga terlibat," kata Khamenei dalam pidatonya yang dilaporkan oleh media pemerintah Iran.
Tetangga memiliki "peran yang jelas dan terus berlanjut," katanya.
Anggota NATO, Turki, yang menguasai sebagian besar wilayah di Suriah utara setelah beberapa serangan lintas batas terhadap milisi YPG Kurdi Suriah, telah menjadi pendukung utama kelompok-kelompok oposisi yang ingin menggulingkan Assad sejak pecahnya perang saudara pada tahun 2011.
Iran menghabiskan miliaran dolar untuk mendukung Assad selama perang dan mengerahkan Garda Revolusionernya ke Suriah untuk menjaga sekutunya tetap berkuasa.
Beberapa jam setelah kejatuhan Assad, Iran mengatakan bahwa mereka berharap hubungan dengan Damaskus akan terus berlanjut berdasarkan "pendekatan yang berpandangan jauh ke depan dan bijaksana" dari kedua negara dan menyerukan pembentukan sebuah pemerintahan yang inklusif yang mewakili semua segmen masyarakat Suriah.
Dalam pidatonya, Khamenei juga mengatakan bahwa aliansi yang dipimpin oleh Iran akan semakin kuat di seluruh wilayah.
"Semakin banyak tekanan yang Anda berikan, semakin kuat perlawanannya. Semakin banyak kejahatan yang Anda lakukan, semakin kuat pula tekadnya. Semakin Anda melawannya, semakin meluas," katanya.
"Iran kuat dan berkuasa - dan akan menjadi lebih kuat lagi," kata Khamenei.