Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Inggris Keir Starmer pada Selasa, 25 Februari 2025, mengutarakan rencana memangkas bantuan untuk negara-negara asing yang sebelumnya 0.5 persen dari gross national income (GNI) menjadi 0.3 persen. Starmer mengatakan langkah ini diperlukan untuk meningkatkan anggaran pertahanan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Langkah ini sangat menyakitkan dan pilihan yang sulit. Ini bukan pengumuman menggembirakan yang saya sampaikan," kata Starmer, merujuk pada pemangkasan anggaran untuk bantuan ke negara lain. Sektor pertahanan saat ini masih menjadi salah satu prioritas Inggris.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Starmer, Inggris masih akan melanjutkan peran kemanusiaannya di Sudan, Ukraina dan Gaza. Namun begitu, Philip Goodwin, CEO UNICEF UK, mengatakan pemangkasan anggaran bantuan Inggris untuk asing ini, berarti jutaan anak-anak bakal tidak bisa mendapatkan akses ke perawatan kesehatan, terpangkasnya anggaran bantuan untuk suplai makanan dan berkurangnya kesempatan belajar bagi anak-anak.
"Menyusul naiknya ancaman terhadap keamanan dan ketidakstabilan, maka keputusan ini tak diragukan lagi menempatkan banyak nyawa dalam risiko," kata Goodwin. UNICEF UK adalah badan yang memberikan bantuan kemanusiaan dan perkembangan anak-anak kurang beruntung di berbagai belahan dunia.
Inggris rencananya ingin memperluas anggaran belanja pertahanan termasuk pada bidang keamanan dan badan-badan intelijen sehingga total pengeluarannya sampai 2.6 persen dari GDP Inggris.
Menurut data NATO, pengeluaran Inggris pada 2024 untuk bidang pertahanan sebesar 2.3 persen. Sedangkan pada tahun fiskal 2023/2024 pengeluarannya di sektor tersebut sebesar US$ 68.2 miliar. Pengeluaran Inggris diperkirakan naik menjadi US$ 72 miliar pada 2024/2025 dan menjadi US$ 75.7 miliar pada 2025/2026 berdasarkan data parlemen yang diperlihatkan.
Pilihan Editor: WNI di New York Ungkap Kebijakan Imigrasi Era Trump Diperketat