Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Amerika, Prancis, Inggris Menyerang, Suriah: Itu Agresi Barbar

Amerika, Prancis, dan Inggris menyerang lokasi pengembangan senjata kimia Suriah.

14 April 2018 | 13.32 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Suriah menanggapi serangan militer negara-negara Barat terhadap sejumlah target di Suriah pada Sabtu, 14 April 2018. Pemerintah menyatakan serangan itu tidak berdampak pada rencana pasukan Suriah menguasai seluruh negara dari kelompok pemberontak.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Agresi barbar ini tidak akan berdampak pada determinasi serta keteguhan rakyat Suriah dan pasukan bersenjata yang tangguh,” bunyi pernyataan dari kantor berita SANA, seperti dilansir media Reuters, Sabtu, 14 April 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Media SANA melaporkan, pejabat Suriah juga mengatakan, “Agresi ini hanya akan meningkatkan ketegangan di dunia.” Rusia sebelumnya memperingatkan Amerika agar tidak menyerang Suriah serta mengenai pasukannya dan penasihat militer yang ditempatkan di berbagai lokasi pangkalan militer. 

Duta Besar Rusia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Vassily Nebenzia, mengatakan serangan Barat bisa menimbulkan perang langsung dengan Rusia. Dia meminta negara-negara Barat menahan diri.

Seperti diberitakan, pasukan militer Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis menggelar serangan militer atas tiga fasilitas pembuatan senjata kimia Suriah. Tiga target itu berada di Ibu Kota Damaskus dan Kota Homs. Serangan ini terjadi pada Sabtu pagi, 14 April 2018, serta melibatkan sekitar seratus rudal dari pesawat jet tempur, dan kapal perang.

“Saya memerintahkan angkatan bersenjata Amerika Serikat meluncurkan serangan presisi pada target yang terkait dengan kemampuan senjata kimia diktator Suriah, Bashar al-Assad," ujar Trump, seperti dilansir CNN pada 14 April 2018.

Perdana Menteri Inggris Theresa May juga membuat pernyataan soal serangan militer Inggris ke Suriah. "Kami tidak dapat mengizinkan penggunaan senjata kimia di Suriah, di jalanan Inggris, atau di mana pun di dunia kita. Perilaku keji ini harus dihentikan untuk melindungi orang yang tidak bersalah di Suriah dan sikap penolakan terhadap penggunaan senjata-senjata ini," ucap May, seperti dikutip Daily Mail, 14 April 2018. 

Adapun Presiden Prancis Emmanuel Macron menuturkan serangan bersama Amerika Serikat dan Inggris dilakukan karena sudah ada bukti bahwa rezim Assad bertanggung jawab atas serangan kimia pekan lalu di Kota Douma, Suriah.

“Garis merah yang ditetapkan Prancis pada Mei 2017 telah dilewati. Jadi, saya memerintahkan pasukan bersenjata Prancis terlibat malam ini sebagai bagian dari operasi internasional koalisi dengan Amerika Serikat dan Inggris serta diarahkan melawan gudang senjata klandestin dari rezim Suriah," kata Macron.

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus