Pemerintah India kini repot menahan agar tak terjadi perang dengan Pakistan, setelah mengaku memiliki bukti bahwa pelaku serangan di Gedung Parlemen India pada 13 Desember silam adalah dua kelompok militan yang bermarkas di Pakistan, yakni Lakshkar-e-Taiba dan Jaish-e-Mohammad, yang didukung oleh Badan Intelijen Pakistan (ISI). Serangan itu menewaskan 12 orang dan menyebabkan 25 orang luka-luka. "Serangan itu jelas bertujuan mengenyahkan kepemimpinan politik kami," kata Menteri Dalam Negeri India, Lal Krishna Advani.
Pakistan tentu membantah tuduhan India. "Jika ada bukti bahwa ada individu atau organisasi di Pakistan yang terlibat, akan kami basmi," kata Mayor Jenderal Rashid Qureshi, juru bicara Presiden Pervez Musharraf. Bahkan Pakistan mengancam akan membalas setiap tindakan India yang menyeberang perbatasan. Ancaman serupa datang pula dari Perdana Menteri India, Atal Behari Vajpayee. "Kami tak ingin perang dengan Pakistan, tapi semua pilihan masih terbuka," kata Vajpayee.
Kedua negara sudah menempatkan pasukannya di perbatasan. Kalangan diplomatik di Islamabad yakin bahwa India sedang menyiapkan serangan udara terhadap kamp pelatihan kelompok militan di Kashmir. Kalau serangan itu terjadi, Pakistan tentu tak akan tinggal diam.
Raihul Fadjri (Reuters, AP, BBC, AAP)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini