Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden China Xi Jinping akan melawat ke Arab Saudi untuk bertemu Raja Salman. Menurut Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan, China dan negara kerajaan itu memiliki hubungan historis dan solid di antara sesama eksportir minyak dunia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Pertemuan kami hari ini datang pada waktu yang penting, karena mendahului kunjungan yang diharapkan dari Presiden China ke kerajaan," kata Pangeran Faisal dalam sebuah pernyataan video yang disiarkan di televisi Saudi, Jumat, 28 Oktober 2022.
Kunjungan Xi Jinping ke Arab Saudi dilakukan usai ia terpilih sebagai pemimpin China untuk ketiga kalinya. Selama pandemi virus Corona, ia hanya satu kali meninggalkan China yaitu ketika mengunjungi Kazakhstan dan Uzbekistan pada September 2022.
Belum ada komentar resmi dari Kedutaan China di Arab Saudi perihal kunjungan Xi Jinping itu. Kementerian Luar Negeri China juga menyatakan tidak memiliki informasi mengenai masalah tersebut.
Rencana kunjungan Xi Jinping itu terjadi di tengah hubungan yang tegang antara Arab Saudi dan Amerika Serikat setelah kartel OPEC+ memangkas produksi minyak, mengabaikan permintaan dari Washington. Keputusan itu membuat marah Presiden AS Joe Biden.
Padahal Biden telah terbang ke Arab Saudi pada Juli lalu untuk memperbaiki hubungan dengan penguasa de facto Putra Mahkota Mohammed bin Salman, setelah pembunuhan jurnalis Jamal Kashoggi pada 2018.
Menurut Menteri Luar Negeri Wang Yi, Arab Saudi menempati posisi prioritas dalam diplomasi keseluruhan China, menurut kantor berita resmi Xinhua.
Xi Jinping mengunjungi Arab Saudi pada Januari 2016, setahun sebelum Pangeran Mohammed dinobatkan sebagai pewaris takhta. Pangeran Mohammed bin Salman melakukan perjalanan ke China di awal 2019.
Baca juga: Berselisih Soal Minyak, Pangeran: Arab Saudi dan Amerika Sekutu Solid
NDTV