Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Eks Sekjen NATO Stoltenberg: Ukraina Dapat Serahkan Wilayah Sementara demi Perdamaian

Eks Sekjen NATO Jens Stoltenberg menyarankan konsesi teritorial sementara kepada Rusia dapat membantu gencatan senjata dalam konflik Ukraina

3 Desember 2024 | 18.14 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan sekretaris jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Jens Stoltenberg menyarankan bahwa konsesi teritorial sementara kepada Rusia dapat membantu mewujudkan gencatan senjata dalam konflik Ukraina yang sedang berlangsung.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam wawancara dengan media Jerman Table.Briefings seperti dikutip Anadolu yang diterbitkan pada Senin, Stoltenberg menekankan bahwa negosiasi diplomatik dan kompromi dapat membuka jalan menuju perjanjian gencatan senjata.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kita memerlukan gencatan senjata, dan tentu saja idealnya ini (bagian Ukraina) harus mencakup semua wilayah yang saat ini berada di bawah kendali Rusia. Namun, kami melihat bahwa ini mungkin tidak dapat dicapai secara realistis dalam waktu dekat," kata Stoltenberg.

"Jika gencatan senjata berarti bahwa Rusia terus mengendalikan semua wilayah yang diduduki, ini tidak berarti bahwa Ukraina harus menyerahkan wilayah itu selamanya.”

Stoltenberg menekankan pentingnya memberikan jaminan keamanan kepada Kiev sebagai imbalan atas pertimbangan teritorial apa pun sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata.

Sementara keanggotaan NATO tetap menjadi pilihan, dia mengatakan "ada juga cara lain untuk mempersenjatai dan mendukung Ukraina."

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pekan lalu bahwa kesepakatan gencatan senjata dapat dicapai jika wilayah Ukraina di bawah kendali Kiev ditempatkan "di bawah payung NATO," dalam upaya untuk menghentikan perang secara terbuka.

Upaya internasional telah meningkat dalam beberapa minggu terakhir untuk mencapai gencatan senjata antara Ukraina dan Rusia dan memulai pembicaraan diplomatik untuk menyelesaikan konflik.

Kemenangan pemilihan Donald Trump telah menimbulkan harapan bahwa pemerintahan Amerika Serikat berikutnya akan lebih menyukai solusi diplomatik daripada bantuan militer, meskipun masih ada pertanyaan tentang sifat kompromi potensial dalam negosiasi di masa mendatang.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus