Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat memiliki informasi intelijen yang mengonfirmasi klaim ISIS sebagai pihak yang bertanggung jawab atas penembakan mematikan di gedung konser Moskow, kata dua pejabat AS pada Jumat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Para pejabat mengatakan AS telah memperingatkan Rusia dalam beberapa pekan terakhir tentang kemungkinan serangan ISIS.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Awal bulan ini, pemerintah AS mendapat informasi mengenai rencana serangan teroris di Moskow – yang berpotensi menyasar pertemuan besar, termasuk konser – yang mendorong Departemen Luar Negeri mengeluarkan peringatan publik bagi warga Amerika di Rusia,” kata Adrienne Watson, juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih.
“Pemerintah AS juga membagikan informasi ini kepada pihak berwenang Rusia sesuai dengan kebijakan ‘kewajiban untuk memperingatkan’ yang sudah lama ada.”
Setidaknya 60 orang tewas dan 145 luka-luka pada Jumat malam ketika orang-orang bersenjata yang mengenakan kamuflase melepaskan tembakan dengan senjata otomatis ke arah penonton konser di dekat Moskow. Ini menjadi salah satu serangan paling mematikan di Rusia dalam beberapa dekade.
Api membubung di atas tempat konser Balai Kota Crocus yang terbakar menyusul penembakan di Krasnogorsk, di luar Moskow, Rusia, 22 Maret 2024. Sekelompok hingga lima pria bersenjata menyerang Balai Kota Crocus di wilayah Moskow, kata layanan darurat Rusia. Setidaknya 40 orang tewas dan lebih dari 100 orang terluka dalam serangan teroris itu, kata badan intelijen Rusia, FSB. EPA-EFE/VASILY PRUDNIKOV
ISIS, kelompok militan yang pernah berusaha menguasai sebagian besar wilayah Irak dan Suriah, mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, kata kantor berita Amaq melalui Telegram.
Jumlah korban tewas ini menjadikannya salah satu serangan terburuk di Rusia sejak pengepungan sekolah di Beslan pada 2004, ketika militan Islam menyandera lebih dari 1.000 orang, termasuk ratusan anak-anak.
“Kami telah memperingatkan Rusia dengan tepat,” kata salah satu pejabat AS yang enggan disebutkan namanya.
Kedutaan Besar AS di Rusia memperingatkan pada 8 Maret bahwa “ekstremis” mempunyai rencana segera untuk melakukan serangan di Moskow. Ini beberapa jam setelah dinas keamanan Rusia mengatakan mereka telah menggagalkan rencana penembakan di sebuah sinagoga yang dilakukan oleh sel ISIS.
Kedutaan, yang telah berulang kali mendesak seluruh warga AS untuk segera meninggalkan Rusia, tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang sifat ancaman tersebut. Namun, kedutaan AS mengatakan warga AS di Rusia harus menghindari konser dan keramaian serta waspada terhadap lingkungan sekitar.
Invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022 telah memicu krisis terdalam dalam hubungan Rusia dengan Barat sejak Krisis Rudal Kuba pada 1962.
Kremlin, yang menuduh AS berperang melawan Rusia dengan mendukung Ukraina melalui uang, senjata, dan intelijen, mengatakan hubungan dengan Washington mungkin tidak pernah seburuk ini.
Presiden Vladimir Putin, yang memperluas cengkeramannya terhadap Rusia selama enam tahun lagi dalam pemilihan presiden minggu ini, mengecam peringatan AS sebagai upaya untuk mengintimidasi warga Rusia. “Semua itu menyerupai pemerasan terbuka dan upaya untuk menakut-nakuti serta mengacaukan masyarakat kita,” katanya awal pekan ini.
REUTERS