Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badai tropis Ana menewaskan sedikitnya 46 orang di Madagaskar, Mozambik dan Malawi pada Selasa, 25 Januari 2022. Badai Ana yang terbentuk di pantai timur Madagaskar, menyebabkan hujan lebat hingga menimbulkan banjir dan tanah longsor di ibu kota Antananarivo.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Badan Penanggulangan Bencana Madagaskar menyatakan pada Selasa bahwa Badai Ana menyebabkan 39 orang meninggal dan hampir 65.000 kehilangan tempat tinggal sejak pekan lalu. Beberapa distrik dataran rendah ibu kota tetap dalam siaga tinggi dan evakuasi darurat dilakukan sejak Senin malam.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kami sedang mengevakuasi orang-orang dari daerah banjir," kata John Razafimandimby, direktur unit penyelamatan di badan penanggulangan bencana, kepada AFP seperti dikutip Al Arabiya.
Setelah melintasi Samudra Hindia, Badai Ana mendarat di Afrika pada Senin. Badai membuat hujan lebat dan angin kencang di distrik tengah dan utara Mozambik.
Pejabat Mozambik pada Selasa mengatakan tiga orang tewas, dengan sedikitnya 49 orang terluka di provinsi Zambezia. Lebih dari setengah juta orang telah terkena dampak di Zambezia serta provinsi Nampula dan Sofala, menurut pemerintah Mozambik dan badan-badan PBB.
Institut Nasional untuk Manajemen Risiko Bencana mengatakan sebuah klinik dan 16 ruang kelas sekolah hancur dalam semalam.
PBB memperkirakan badai itu akan menyebabkan banjir yang meluas, menyebabkan orang-orang kehilangan rumah dan merusak infrastruktur. "Badai berpotensi mempengaruhi populasi yang sangat rentan yang telah menderita dari bencana alam sebelumnya dan konflik di Mozambik utara," kata Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan mengatakan dalam sebuah pernyataan terbaru.
Badai Ana juga menyebabkan empat orang tewas di Malawi. Banjir badang menyebabkan listrik di Malawi mati akibat permukaan air naik. Perusahaan listrik pun mematikan generator.
“Generator kami bergantung pada ketinggian air. Saat ini levelnya terlalu tinggi untuk menjalankan mesin. Itu terlalu berisiko,” kata Moses Gwaza, juru bicara Perusahaan Pembangkit Listrik. Listrik kembali menyala pada Selasa pagi.
Institut Meteorologi Mozambik memperkirakan akan terjadi empat hingga enam topan di wilayah tersebut selama musim hujan saat ini. Badai akan berakhir pada Maret mendatang.
Baca: Badai Musim Dingin di AS: Ribuan Penerbangan Dibatalkan, 2 Tewas Kecelakaan
AL ARABIYA