Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Baling-Baling Di Atas Bukit

Minat investasi di cina merosot, kebijaksanaan ekonomi baru (pembicaraan dagang baru dengan Amerika Serikat) mendapat kecaman di beberapa provinsi. (ln)

26 Maret 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MEMASUKI Tahun Babi, 1983, langkah Cina di sektor penanaman modal asing tertatih-tatih. Pasalnya: minat untuk investasi di negeri itu, tahun lalu, menurun drastis. Ada dua hal yang dituding sebagai biang keladi. Pertama, tindakan "penyesuaian kembali" di lapangan ekonomi. Kedua, sikap para penanam modal yang lebih berhati-hati. Langkah "penyesuaian kembali", dicetuskan awal 1979, dimaksudkan mencegah Cina terjerembab ke juran inflasi. Otak kebijaksanaan ini adalah Wakil Ketua Partai Komunis Cina (PKC) Chen Yun. Tahun 1960-an, tokoh ini jugalah yang diminta menyelamatkan ekonomi Cina yang nyaris ambruk gara-gara "Lompatan Besar Ke Depan" yang digerakkan Mao Zhedong. Dengan "penyesuaian kembali", prioritas ekonoml dialihkan dari industri berat ke barang konsumer. Banyak kontrak ekonomi dengan Amerika Serikat, Eropa, Jepang terpaksa dibatalkan. Dan rakyat, buat kesekian kalinya, diminta untuk "bekerja keras dan berkorban". Tahun 1980 dan 1981 ada 20 kontrak penanaman modal yang ditandatangani. Tapi tahun lalu cuma delapan. Penasihat biro PMA Cina Feng Tienshung mengakui penyebabnya: "Ketentuan hukum kami di lapangan itu belum lengkap." Cina mengesahkan undang-undang penanaman modal asing, 1979. Tapi peraturan pelaksananya tidak segera disertakan. Ada janji untuk mengumumkannya tahun lalu. Namun batal. "Ternyata kami membutuhkan lebih banyak waktu," kata Feng. Ia tidak lagi memberikan ancar-ancar waktu pengeluaran peraturan pelaksanaan terselut. Langkah Cina memang kerap membingungkan para penanam modal. Sebab mereka gampang berubah sikap. Dari sekitar 800 rencana kerja sama, tidak lebih dari 20 yang menjadi kenyataan. Bahkan sejumlah proyek besar ditunda pembicaraannya. Mereka, katanya, lebih berminat pada proyek kecil-kecil. Alasannya: "Untuk memetik pengalaman lebih banyak," kata Feng. Pelbagai keluhan disampaikan penanaman modal ke alamat penguasa Cina. Antara lain: tentang birokrasi mereka yang payah. Tapi tak ada tanggapan dari mereka. Terakhir yang jadi korban prosedur berbelit-belit itu adalah perusahaan pengeboran lepas pantai dari Jepang - yang kemudian di abarkan menari dan usaha patungan tu. Kini borok itu rupanya mulai disadari pemegang kendali ekonomi Cina. Mereka, beberapa bulan terakhir, sudah meninjau lagi sistem perundang-undangan di sektor PMA. Juga birokrasi di lembaga pemerintah. Dan janji manis kembali diberikan. Terutama pada perusahaan yang ingin mengikat kontrak pengeboran di lepas pantai. Menteri Perdagangan dan Hubungan Ekonomi Luar Negeri Cina, Chen Muhua, mengatakan bulan lalu, "kebijaksanaan untuk mengunakan modal asing akan diteruskan." Bahkan, "manfaat yang ditarik dari kebijaksanaan ini akan diperluas." Ia berharap bisa menarik modal asing sekitar US$3 milyar tahun ini. Pemimpin partai tampak merestui kebijaksanaan tersebut. Sekretaris Pertama PKC Provinsi Guangdong Ren Zhongyi mengatakan perusahaan daerah pun akan diberi kesempatan mengambil keputusan sendiri dalam merayu modal asing. Langkah pertama Cina dengan kebijaksanaan terakhirnya adalah mengadakan pembicaraan dagang baru dengan AS. Rencananya: Juni. "Jika kami berhasil memperoleh persetujuan terhadap beberapa prinsip dasar, pekerjaan kami akan menjadi lebih gampang di mana-mana," ujar Harvey Bale Jr. yang akan memimpin delegasi dagang AS ke Cina nanti. Tak semua pengusaha AS sendiri menyambut hangat rencana negosiasi dagang baru dengan Cina. Pengusaha energi, misalnya, yakin bisa bekerja di Cina tanpa perjanjian baru. Occidental Petroleum Corp., umpamanya, beberapa bulan berselang telah menanamkan uang sebesar US$230 juta untuk menggali batu bara di Provinsi Shanxi. Dalih mereka: stabilitas politik di Cina terlihat makin mantap sejak klik Deng Xiaoping memegang posisi kunci. Dugaan itu tampak tak semuanya betul. Beberapa pejabat Cina tetap memperlihatkan sikap skeptis terhadap kebijaksanaan ekonomi baru pemerintah. Mereka khawatir kalau Cina berubah menjadi negeri kapitalis. Jangan kaget kalau di beberapa provinsi tampak semacam perlawanan terhadap kebijaksanaan ekonomi itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus