Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Bendera hijau baru asri

Datuk mohammad asri, membentuk partai baru, hizbul muslimin, didukung oleh 12 tokoh partai islam se-tanah melayu (pas).(ln)

26 Maret 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SATU partai baru mengorbit di Malaysia. Namanya: Hizbul Muslimin. Partai yang diproklamasikan oleh Datuk Mohammad Asri pekan ini, didukung oleh 12 tokoh Partai Islam se-Tanah Melayu (PAS) lain yang dikucilkan tahun lalu. Ada benarnya. Sekalipun Asri bekas ketua umum PAS, tampak tak begitu gampang baginya untuk menanamkan pengaruh lagi di kalangan rakyat. Saingan utamanya adalah Barisan Nasional (UMNO), partai yang memerintah di Malaysia sekarang, dan juga PAS. Datuk Asri, 60 tahun, kendati pernah menjadi tokoh disegani di Malaysia, sejak tiga tahun silam sudah jatuh pamor. Kedudukannya digeser oleh tokoh muda Islam: Uztad Hadi Awang. Hadi, 35 tahun, yang pernah studi delapan musim di Arab Saudi dan Mesir, juga orator yang berapi-api. Tokoh muda PAS ini sampai-sampai dianggap "manusia berbahaya" oleh UMNO. Tapi Asri tetap saja optimistis HM bisa menyaingi - minimal PAS. Alasannya: PAS telah ke luar garis. Ia menilai pendekatan dan strategi PAS, yang sekarang dikuasai kaum muda, tak cocok dengan semangat Malaysia. "Menyimpang akibat semangat baru yang bertiup dari Iran. Hingga strategi mereka jadi tidak terkontrol," katanya. Apa yang diinginkan Datuk Asri dengan mendirikan HM? Pria berwajah lonjong dan berjenggot itu mengaku kepada koresponden TEMPO Zakli Achmad: "Pada usia 60 tahun ini, sebagai orang Asia sebetulnya saya sudah perlu pensiun. Selama ini saya selalu bersedia mewariskan kepemimpinan kepada generasi muda. Tapi mereka tak dapat menunjukkan kearah mana yang akan mereka tuju," kilah Asri. Semua partai Islam, menurut Asri, bertujuan dan bersasaran sama: terbentuknya suatu sistem masyarakat dan pemerintah ang brlandaskan Quran dan Hadis. Perbedaan terletak penekanan keinginan. Sasaran partai HM, kata Asri, bukan negara Islam seperti dalam Anggaran Dasar PAS. Yang mereka ininkan adalah penerapan hukum dan akhlak Islam. "Tak ada gunanya (Malaysia) disebut berpemerintahan Islam kalau hukum dan akhlak Islam tidak dilaksanakan," ujar Asri. Asri mengharapkan HM akan mendapat pengikut di Kelantan, Trengganu dan Kedah - daerah basisnya waktu di PAS. Dari tiga negara bagian itu saja dia perkirakan sudah bisa menyaingi PAS yang punya lima kursi di parlemen. Sebab empat dari lima kursi itu diperoleh dari tiga kawasan itu. Alasannya, PAS yang sekarang di bawah pimpinan orang muda dan radika! tak akan mampu mencapai cita-cita partai. "Kita lihat saja perkembangannya kalau partai itu sudah terbentuk," komentar Ketua Umum PAS Haji Yusof Rawa. Ia mengambil contoh pada partai yang dibentuk Datuk Onn Jaafar, ayah bekas Perdana Menteri Hussein Onn, beberapa tahun silam. Waktu baru-baru muncul, cerita Yusof, mereka dapat pengikut banyak. "Tapi sekarang tak ada bekasnya lagi," ujarnya. Yusof, yang tinggal di Pulau Pinang menuduh Asri tetap berambisi iadi pemimpin partai dengan mendirikan HM. H. Mohammad Amin wakil komisioner PAS Kelantan, berpendapat bahwa perjuangan HM itu akan sama saja denan Partai UMNO kalau masih menggariskan tujuan menerapkan hukum Islam. "Tak mungkin partai baru itu mengalahkan PAS," kata Mohammad Amin sambil menunjuk hasil pemilu di Kedah, 16 Maret. Dalam pemilihan wakil Kedah untuk parlemen--menggantikan Haji Hasyim Endut yang dihukum karena korupsi Februari lalu - terbukti PAS masih dapat suara sampai 10.000 orang. Padahal Asri sudah meramalkan PS sudah pasti akan kehilangan banyak pendukung di sana. Mengenai pemilu di Kedah, dimenangkan oleh UMNO, dikomentari oleh Wakil PM Datuk Musa Hitam: "Kemenangan Barisan Nasional membuktikan semakin meningkat dukungan dan kepercayaan rakyat terhadap kebijaksanaan dan Administrasi (Perdana Menteri Malaysia) Mahathir." Ia kelihatan juga tak optimistis HM akan dapat pengikut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus