Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pesawat tempur Israel menyerang situs Hamas di Gaza pada Rabu setelah balon api diluncurkan dari daerah kantong Palestina dalam serangan pertama sejak gencatan senjata.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Serangan tersebut merupakan ujian pertama bagi pemerintahan Perdana Menteri baru Naftali Bennett, yang koalisinya mulai berkuasa pada Ahad dengan janji untuk fokus pada masalah sosial ekonomi dan menghindari kebijakan yang sensitif terhadap Palestina.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tidak ada laporan korban di kedua pihak dalam serangan terbaru, menurut laporan Reuters, 16 Juni 2021.
Balon berisi helium, yang ditempel dengan alat pembakar, diterbangkan ke Israel pada Rabu.
Serangan udara bertepatan dengan pawai di Yerusalem Timur pada hari Selasa oleh nasionalis Yahudi yang telah menarik ancaman tindakan oleh Hamas, kelompok militan yang berkuasa di Gaza.
Militer Israel mengatakan pesawatnya menyerang kompleks bersenjata Hamas di Kota Gaza dan kota selatan Khan Younis dan siap untuk pertempuran baru.
Militer Israel mengatakan serangan itu terjadi sebagai tanggapan atas peluncuran balon dengan bahan pembakar, yang menurut laporan pemadam kebakaran Israel menyebabkan 20 kebakaran di lapangan terbuka di permukiman dekat perbatasan Gaza.
Seorang juru bicara Hamas, membenarkan serangan Israel, mengatakan Palestina akan terus melakukan perlawanan dan membela hak-hak mereka dan situs suci di Yerusalem.
Namun analis menyarankan Hamas menahan diri dari menembakkan roket di sekitar pawai dan setelah serangan Israel untuk menghindari eskalasi di Gaza, yang hancur oleh pemboman udara bulan Mei.
"Ini (gencatan senjata) sangat rapuh. Ketenangan saat ini mungkin memberi Mesir kesempatan untuk mencoba dan memperkuatnya," kata Talal Okal, seorang analis di Gaza.
Warga Israel berjalan dengan bendera di luar Kota Tua Yerusalem, 15 Juni 2021. Foto: REUTERS/Ronen Zvulun
Israel Army Radio melaporkan bahwa Israel telah memberitahu mediator Mesir bahwa keterlibatan langsung Hamas dalam peluncuran balon akan membahayakan pembicaraan gencatan senjata jangka panjang. Pejabat Israel tidak segera mengkonfirmasi laporan tersebut.
Beberapa jam sebelum serangan malam hari, ribuan orang Israel yang mengibarkan bendera berkumpul di sekitar Gerbang Damaskus Kota Tua Yerusalem sebelum menuju ke Tembok Barat yang suci Yudaisme, yang memicu kemarahan dan kecaman warga Palestina.
Ekstremis Yahudi sayap kanan yang ambil bagian dalam pawai meneriakkan slogan "Matilah orang Arab" dan "Ini rumah kami." Polisi Israel dengan perlengkapan anti huru hara memblokir jalan-jalan di sekitarnya, secara paksa memindahkan pengunjuk rasa Palestina dari rute tersebut, menurut laporan CNN.
Tiga puluh tiga pengunjuk rasa Palestina terluka, termasuk oleh granat kejut, peluru karet dan tembakan peluru tajam, dengan enam dievakuasi ke rumah sakit, menyusul bentrokan dengan pasukan keamanan Israel di sekitar Yerusalem timur, kata Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina.
Pawai itu dipandang sebagai ujian besar pertama bagi pemerintahan baru Israel, yang dipimpin oleh Perdana Menteri sayap kanan Naftali Bennett. Di masa lalu, Bennett telah mendorong mantan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk mengambil sikap lebih keras terhadap Hamas dan peluncuran balon pembakar menurut media Israel.
Hamas dan kelompok militan lainnya di Gaza tidak segera menanggapi serangan udara dengan tembakan roket ke Israel, tetapi situasi di sepanjang perbatasan Israel-Gaza tetap sangat tegang, dan kemungkinan eskalasi yang serius dan segera tidak dapat dikesampingkan.
CNN | REUTERS