Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Keputusan Norwegia, Spanyol, dan Irlandia untuk secara resmi mengakui Negara Palestina telah menjadi sorotan global. Salah satunya karena reaksi oleh Israel yang naik pitam dengan menarik dubesnya dari ketiga negara tersebut.
Langkah-langkah ini, yang menggambarkan kompleksitas dan sensitivitas konflik Israel-Palestina, telah menimbulkan berbagai pertanyaan tentang alasan di balik pengakuan Negara Palestina. Juga respons yang diberikan oleh Israel.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Negara-negara Eropa telah mengambil pendekatan yang berbeda terhadap masalah ini. Beberapa negara, seperti Swedia, telah mengakui Negara Palestina lebih dari satu dekade yang lalu, sementara Prancis menunjukkan sikap yang lebih berhati-hati dan tidak akan mengambil langkah serupa kecuali jika itu dapat membantu memajukan proses perdamaian.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Norwegia mengumumkan pengakuan terhadap Negara Palestina dengan harapan bahwa tindakan ini dapat berkontribusi pada terciptanya perdamaian dengan Israel, demikian disampaikan Perdana Menteri Jonas Gahr Stoere pada Rabu, 22 Mei 2024. Spanyol dan Irlandia menyusul.
Anggota Uni Eropa, seperti Slovenia dan Malta, juga telah menunjukkan kecenderungan untuk mengakui Negara Palestina dalam beberapa minggu terakhir. Mereka menganggap solusi dua negara sebagai kunci untuk mencapai perdamaian yang berkelanjutan di wilayah tersebut.
“Di tengah-tengah perang, dengan puluhan ribu orang tewas dan terluka, kita harus tetap mempertahankan satu-satunya hal yang dapat memberikan rumah yang aman bagi warga Israel dan Palestina: dua negara yang dapat hidup damai satu sama lain,” ujar Stoere dalam sebuah konferensi pers.
Menurut Menteri Luar Negeri Norwegia, Espen Barth Eide, pengakuan resmi Negara Palestina oleh Norwegia, Spanyol, dan Irlandia yang merdeka akan mulai berlaku pada tanggal 28 Mei 2024.
Perdana Menteri Irlandia, Simon Harris, juga menyatakan bahwa Irlandia, Norwegia, dan Spanyol akan mengakui Negara Palestina pada hari tersebut.Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez dan Taoiseach (Perdana Menteri) Irlandia Simon Harris menghadiri konferensi pers pada hari pertemuan mereka untuk membahas pengakuan negara Palestina, di Dublin, Irlandia, 12 April 2024. REUTERS/Clodagh Kilcoyne
“Masing-masing dari kita sekarang akan mengambil langkah nasional apa pun yang diperlukan untuk mewujudkan keputusan tersebut. Saya yakin bahwa negara-negara lain akan bergabung dengan kami dalam mengambil langkah penting ini dalam beberapa minggu mendatang,” jelasnya dalam sebuah konferensi pers.
Anggota Uni Eropa, termasuk Irlandia, Spanyol, Slovenia, dan Malta, telah menunjukkan niat mereka untuk mengakui Negara Palestina dalam beberapa minggu terakhir. Mereka mungkin akan melakukan pengumuman secara terkoordinasi, karena mereka meyakini bahwa solusi dua negara sangat penting untuk mencapai perdamaian yang berkelanjutan di kawasan tersebut. Sebelum pengumuman ini, sekitar 143 dari 193 negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah memberikan pengakuan terhadap Negara Palestina.
Berkaitan dengan keputusan negara-negara ini untuk mendukung Palestina, Kementerian Luar Negeri Israel mengumumkan pada Rabu, 22 Mei 2024, bahwa mereka telah memerintahkan pemanggilan pulang duta besarnya di Irlandia dan Norwegia sebagai respons terhadap keputusan kedua negara tersebut untuk mengakui Negara Palestina.
Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, menyatakan bahwa pengakuan terhadap Negara Palestina telah dianggap merusak hak Israel untuk melakukan pertahanan diri, serta mengganggu upaya-upaya untuk memulangkan 128 sandera yang ditahan oleh Hamas di Gaza.
“Hari ini, saya mengirimkan pesan yang tajam kepada Irlandia dan Norwegia: Israel tidak akan melakukan hal ini dalam diam,” kata Katz dalam sebuah pernyataan.
“Saya baru saja memerintahkan kembalinya duta besar Israel dari Dublin dan Oslo ke Israel untuk melakukan konsultasi lebih lanjut di Yerusalem. Israel tidak akan tinggal diam. Kami bertekad untuk mencapai tujuan kami: memulihkan keamanan bagi warga negara kami dan menyingkirkan Hamas serta mengembalikan para sandera. Tidak ada tujuan yang lebih benar daripada ini,” tambahnya.
SHARISYA KUSUMA RAHMANDA | IDA ROSDALINA
Pilihan editor: Arab Saudi Sambut Pengakuan Negara Palestina Oleh Tiga Negara Eropa