Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sekolah-sekolah di Beirut ditutup pada hari Senin setelah serangan Israel di ibu kota Lebanon menewaskan enam orang termasuk juru bicara Hizbullah. Dilansir dari Al Arabiya, serangan Israel itu adalah yang terbaru dalam serangkaian target militan utama dalam perang tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Israel meningkatkan serangan terhadap Hizbullah pada akhir September. Serangan hari Minggu menghantam distrik-distrik yang berpenduduk padat di pusat kota Beirut. Kawasan itu sejauh ini tak masuk dalam wilayah yang ditargetkan oleh Israel. Menurut Kementerian Kesehatan Lebanon, enam orang tewas dalam serangan Israel pada Minggu, termasuk juru bicara Hizbullah Mohammed Afif.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Serangan itu mendorong kementerian pendidikan untuk menutup sekolah-sekolah dan lembaga-lembaga pendidikan tinggi di wilayah Beirut selama dua hari. Anak-anak dan kaum muda di sekitar Lebanon telah sangat terdampak oleh perang tersebut, yang telah menyebabkan sekolah-sekolah di seluruh negeri diubah menjadi tempat penampungan bagi para pengungsi.
Israel melebarkan serangan ke Lebanon setelah setahun terus menggempur Gaza. Untuk mendukung sekutunya Palestina, Hizbullah melancarkan serangan intensitas rendah terhadap Israel setelah serangan itu, yang memaksa sekitar 60.000 warga Israel meninggalkan rumah mereka.
Israel menargetkan akan menghancurkan Hizbullah. Pihak berwenang Lebanon mengatakan lebih dari 3.480 orang telah tewas sejak Oktober tahun lalu, dengan sebagian besar korban tercatat sejak September. Semenntara Israel mengatakan 48 tentara telah tewas dalam pertempuran melawan Hizbullah.
Serangan Israel telah menewaskan pejabat senior Hizbullah termasuk pemimpinnya Hassan Nasrallah pada akhir September. Juru bicara Hizbullah, Afif, adalah bagian dari lingkaran dalam Nasrallah, dan salah satu dari sedikit pejabat kelompok itu yang terlibat dengan pers.
Serangan lain menghantam distrik perbelanjaan yang ramai di Beirut, memicu kebakaran besar yang melanda sebagian bangunan dan beberapa toko di dekatnya. Kantor Berita Nasional Lebanon mengatakan kebakaran tersebut sebagian besar telah padam pada Senin pagi. Kebakaran menyebabkan tangki bahan bakar diesel meledak.
Kantor berita itu juga melaporkan serangan baru pada Senin pagi di lokasi-lokasi di sekitar Lebanon selatan, yang telah lama menjadi basis Hezbollah. Militer Israel mengatakan bahwa mereka telah menyerang lebih dari 200 target di Lebanon selama 36 jam, termasuk di pinggiran selatan Beirut, benteng utama Hezbollah.
Militer Lebanon, yang tidak terlibat dalam konflik tersebut, mengatakan Israel secara langsung menargetkan sebuah pusat militer di Lebanon selatan pada Minggu, menewaskan dua tentara. Sementara Israel mengatakan sekitar 20 proyektil melintas dari Lebanon ke Israel, dan beberapa di antaranya berhasil dicegat.
Pilihan editor: Paus Fransiskus Desak Penyelidikan Genosida Israel di Gaza