Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Biden Akui Bom dari AS Digunakan Israel untuk Serang Rafah, Ancam Setop Suplai Senjata

AS menghentikan pengiriman senjata ke Israel. Joe Biden mengakui bom AS digunakan untuk menyerang rakyat Rafah.

9 Mei 2024 | 20.14 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Presiden AS Joe Biden saat kunjungannya di Chavis Community Center di Raleigh, North Carolina, AS, 26 Maret 2024. REUTERS/Elizabeth Frant

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat Joe Biden untuk pertama kalinya mengatakan akan menghentikan beberapa pengiriman senjata ke Israel, jika Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memerintahkan invasi besar-besaran ke kota Rafah. Biden mengakui senjata AS telah digunakan untuk membunuh warga sipil di Gaza.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Warga sipil telah terbunuh di Gaza sebagai akibat dari bom-bom tersebut dan cara-cara lain yang mereka lakukan untuk menyerang pusat-pusat pemukiman,” kata Biden dalam wawancara dengan Erin Burnett dari CNN di acara “Erin Burnett OutFront.” Pernyataan Biden ini mengacu pada bom seberat 2.000 pon yang pengirimannya dihentikan pekan lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Saya tegaskan bahwa jika mereka masuk ke Rafah, mereka belum pergi ke Rafah, jika mereka masuk ke Rafah, saya tidak akan memasok senjata yang telah digunakan secara historis untuk menghadapi Rafah," ujar Biden.

Pengakuan Biden bahwa bom Amerika telah digunakan untuk membunuh warga sipil di Gaza merupakan pengakuan atas peran AS dalam perang tersebut. Presiden mendapat tekanan luar biasa, termasuk dari anggota partainya sendiri, untuk membatasi pengiriman senjata di tengah krisis kemanusiaan di Gaza.

Hingga saat ini, Biden menolak seruan tersebut dan sangat mendukung upaya Israel untuk memburu Hamas. Namun ancaman invasi ke Rafah, kota di Gaza selatan tempat lebih dari satu juta warga sipil Palestina berlindung, tampaknya telah mengubah pandangan Biden.

“Kami tidak akan meninggalkan keamanan Israel. Kami menjauhi kemampuan Israel untuk melancarkan perang di wilayah tersebut,” kata Biden.

Biden mengatakan meskipun AS akan terus memberikan senjata pertahanan kepada Israel, termasuk sistem pertahanan udara Iron Dome, pengiriman lainnya akan berakhir jika invasi darat besar-besaran ke Rafah dimulai.

“Kami akan terus memastikan Israel aman dalam hal Iron Dome dan kemampuan mereka menanggapi serangan yang terjadi di Timur Tengah baru-baru ini,” katanya. “Tapi itu salah. Kami tidak akan melakukannya, kami tidak akan memasok senjata dan peluru artileri.”

Pernyataan Biden ihwal pengiriman senjata ini menyebabkan hubungannya dengan Netanyahu kian buruk. Keduanya berbicara melalui telepon pada Senin, di tengah Israel memerintahkan evakuasi puluhan ribu warga sipil dari Rafah dan melancarkan serangan di dekat wilayah perbatasan kota tersebut.

Biden mengatakan, tindakan Israel di Rafah belum melewati garis merah memasuki zona padat penduduk, meski tindakan mereka sempat menimbulkan ketegangan di kawasan.

“Mereka belum pergi ke pusat-pusat populasi. Apa yang mereka lakukan tepat di perbatasan. Dan hal ini menimbulkan masalah, dengan Mesir. Saya telah bekerja sangat keras untuk memastikan kami memiliki hubungan dan bantuan,” katanya.

Dia mengatakan dia telah menyampaikan kepada Netanyahu dan para pemimpin Israel lainnya bahwa dukungan Amerika untuk operasi di pusat-pusat populasi terbatas.

“Saya telah menjelaskan kepada Bibi (Netanyahu) dan kabinet perang: Mereka tidak akan mendapatkan dukungan kami, jika mereka benar-benar pergi ke wilayah yang padat penduduk tersebut," ujarnya.

Konflik di Timur Tengah telah menyita banyak waktu Biden selama beberapa bulan terakhir. Dukungan AS yang kuat terhadap Israel telah menimbulkan protes dan kemarahan, termasuk di kampus-kampus. Di sejumlah acara, Biden kerap dijuluki sebagai “Joe Genosida.”

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus