Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Biskuit Pahit di Guantanamo

Gagal memeras informasi dengan cara menyiksa, militer Amerika Serikat menggunakan jasa dokter untuk membuka mulut tawanan di penjara Guantanamo.

4 Juli 2005 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ingat Joseph Mengele? Dia dokter Nazi Jerman yang menggunakan keahlian medisnya untuk melenyapkan nyawa ribuan tahanan di kamp konsentrasi Auschwitz antara 1940 dan 1944. Kasus serupa tak tapi tak sama kini terulang di kamp tawanan Guantanamo.

Jurnal kedokteran Amerika Serikat, The New England Journal of Medicine, awal Juni lalu mengungkap kasus penggunaan tenaga dokter medis dalam praktek interogasi terhadap tawanan penjara itu. "Dokter militer berperan dalam memberi saran kepada interogator tentang cara-cara meningkatkan tekanan psikologis terhadap tahanan," tulis jurnal ini.

Sejatinya dokter terikat sumpah melindungi pasiennya, termasuk untuk tidak memberi informasi medis pada pihak lain. Tapi dokter militer di kamp Guantanamo justru memberi informasi medis tahanan kepada interogator. Umumnya tentang kelemahan psikologis tahanan yang kemudian digunakan interogator sebagai "senjata" untuk membuka mulut tawanan.

Tiga tahun mengurung 520 tawanan perang Afganistan tanpa perlindungan hukum membuat Amerika menuai protes pelanggaran hak asasi manusia. Kecaman semakin bertubi-tubi ketika beredar isu bahwa militer AS menyiksa dan melecehkan agama sejumlah tawanan di Guantanamo demi memeras pengakuan dari mereka. Cara ini toh tak berhasil membuka mulut si tawanan. Alhasil, hanya segelintir dari 520 lebih tahanan di sana yang bisa diseret ke pengadilan dengan tuduhan yang jelas.

Maka, jasa para dokter pun dikerahkan untuk membantu resimen interogasi. Jurnal di atas melaporkan, sejak 2002, para psikiater dan psikolog masuk ke dalam "tim pendukung" interogator. Tugas mereka merancang program peningkatan rasa takut tahanan sehingga dapat membocorkan informasi intelijen. Juga ada dokter-dokter militer yang dikenal dengan julukan Tim Biskuit. Mereka tergabung dalam unit Tim Konsultasi Ilmu Perilaku. "Tujuan mereka membantu kami memecahkan kebisuan para tahanan," ujar seorang bekas interogator di Guantanamo.

Satu contoh, dokter memberi tahu interogator data medis seorang tahanan yang mengidap fobia terhadap kegelapan. "Dokter itu menyarankan manipulasi beberapa cara untuk memaksa tahanan bekerja sama," kata bekas interogator tadi. Dokter lain membisikkan, seorang tahanan tengah rindu sekali pada ibunya. Selanjutnya, si interogator menggunakan informasi itu untuk menekan tahanan tersebut.

Kelakuan para dokter di Guantanamo ini mengalirkan kecaman dari dunia kedokteran. Menurut Stepen Xenakis, psikiater bekas anggota korps medis militer AS, tindakan dokter-dokter Guantanamo itu bertentangan dengan tanggung jawab medis dan kode etik profesi dokter. Asosiasi Psikiater Amerika Serikat malah secara tegas memaklumatkan, tindakan psikiater Guantanamo diharamkan dalam Asosiasi.

Menghadapi kecaman bertubi-tubi, Departemen Pertahanan Amerika membantah cerita miring bekas interogator Guantanamo. Bryan Whitman, juru bicara Pentagon, berkilah, psikiater di penjara itu berperan sebagai konsultan ahli di bidang perilaku. "Konsultan ahli perilaku tak terlibat langsung dalam interogasi," kata Whitman. "Mereka tidak merawat pasien. Sebagai ilmuwan mereka hanya memprediksi karakter subyek interogasi."

Bantahan Pentagon tak cukup kuat untuk meredam kisah-kisah seram di balik pintu gerbang kamp Guantanamo yang tertutup rapat. Presiden Jimmy Carter bahkan menyamakan praktek interogasi di sana dengan metode yang pernah digunakan Hitler dan Stalin. Amnesti Internasional juga marah bukan main. Lembaga ini menjuluki penjara itu sebagai "Gulag Masa Kini".

Raihul Fadjri (New York Times, BBS, AFP)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus