Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Lintas Internasional

4 Juli 2005 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Spanyol Homoseksual Silakan Kawin

DI KAWASAN Chueca, Madrid, golongan homoseksual tumpah-ruah. Mereka menandak-nandak gembira di jalanan sesaat setelah parlemen melegalkan pernikahan homoseksual pada Kamis pekan lalu. Di depan gedung parlemen, para aktivis hak-hak homoseksual saling berpagut. Mereka menghujani para wakil rakyat dengan kecupan. Undang-undang yang diajukan Partai Sosialis yang berkuasa itu lolos dengan 187 suara setuju dan 147 suara menentang. "Ini memalukan!" teriak anggota parlemen dari Partai Populer yang konservatif. Undang-undang ini juga membolehkan pasangan homoseksual mengadopsi anak.

Spanyol adalah negara keempat di dunia yang mengakui perkawinan pasangan homoseksual setelah Belgia, Belanda, dan Kanada. "Kita memang bukan yang pertama, tapi saya yakin kita bukan yang terakhir," ujar Perdana Menteri Jose Luis Rodriguez Zapatero di depan parlemen.

Munculnya beleid ini adalah bagian dari agenda reformasi sosial yang agresif dari Partai Sosialis. Namun, Gereja Katolik Spanyol menentang keras. "Membiarkan homoseksual menikah bak menebar virus ke masyarakat," kata juru bicara Konferensi Uskup Spanyol, Antonio Martinez Camino.

Italia Penculikan Berbuntut Ketegangan

Hubungan Italia-Amerika Serikat cukup tegang akhir-akhir ini. Rupanya Italia marah karena AS mengirimkan agen-agen Central Intelligence Agency (CIA) untuk menangkap seorang guru agama Islam asal Yunani, Osama Mustafa Hassan, di Milan pada 2003. Operasi intelijen itu berlangsung tanpa sepengetahuan pemerintah Italia. Pekan lalu, pengadilan Italia mengeluarkan perintah penangkapan atas 13 agen CIA. Namun, belum satu pun yang sudah dicokok.

Penculikan oleh anggota CIA itu terjadi ketika Hassan—dia berimigrasi ke Italia dengan status pengungsi pada 1997—tengah berjalan kaki dari rumahnya menuju masjid. Harian Italia, Corriere della Sera, melaporkan, pria yang juga dikenal sebagai Abu Omar itu dibawa ke kamp AS di Aviano, sebelah utara Venesia, lalu dikirim ke Yunani untuk diinterogasi. Dia dibebaskan tahun lalu. Kepada keluarganya di Italia, Hassan mengaku telah disetrum listrik selama masa penahanan.

Hingga akhir pekan lalu, pihak Washington masih bungkam. Kepada harian The Washington Post, seorang mantan anggota CIA mengakui operasi di Milan itu sebenarnya operasi bersama AS-Italia. Disepakati pula, jika suatu saat operasi terbongkar, kedua pihak akan membantah terlibat.

Jerman Kalah tapi Senang

Kanselir Jerman Gerhard Schroeder kalah dalam vote of confidence (voting untuk menentukan tingkat kepercayaan parlemen pada pemerintah) pada Jumat lalu. Hanya 151 suara anggota parlemen yang mendukung dia, 148 abstain, dan 296 lainnya tak percaya lagi pada pemerintahan Schroeder. Tapi kekalahan ini justru menjadi kabar baik bagi sang kanselir. Dia memang mendesain vote of confidence ini agar pemilu yang jatuh pada 2007 bisa dipercepat.

Popularitas Schroeder terus menurun setelah Partai Sosial Demokrat yang mendukungnya kalah dalam beberapa pemilihan lokal, termasuk di kubu tradisional mereka di utara Rhine, Westphalia. Para pengkritik terus menyerang kebijakan ekonomi sang kanselir yang dinilai gagal. Dengan mempercepat pemilu, Schroeder berharap bisa meraih dukungan yang tersisa dan kembali berkuasa. "Saya butuh mandat baru untuk menyukseskan program-program politik saya," ujarnya.

Toh, bola ada di tangan Presiden Horst Koehler. Undang-undang Jerman memberi waktu kepada Presiden selama 21 hari untuk memutuskan menerima atau menolak hasil voting. Jika diterima, pemilu dipercepat, mungkin September mendatang. Kalau ditolak, pemilu dilakukan menurut jadwal semula.

Israel Amuk Ekstremis Yahudi

Pasukan Israel terpaksa menetapkan kamp pemukiman Yahudi Gush Katif di Jalur Gaza sebagai "zona militer tertutup" pada Kamis pekan lalu. Mereka menyerbu Palm Beach Hotel di Gush Katif untuk memindahkan secara paksa 150 ekstremis Yahudi yang menguasai hotel itu dalam beberapa pekan terakhir. Dari hotel itu mereka memprotes rencana penarikan Israel dari Jalur Gaza serta menghalangi gerak tentara dengan menebar paku, minyak tanah, dan ban.

Perdana Menteri Ariel Sharon memerintahkan aparatnya untuk membubarkan pengunjuk rasa. "Ini tindakan buas, vulgar, dan tak bertanggung jawab," kata Sharon. Tentara dan polisi militer pun bentrok dengan pemrotes sebelum menerobos setiap kamar hotel yang penuh dengan bekal makanan. Meski akhir pekan lalu zona militer tertutup sudah dicabut, "bom waktu" ekstremis Yahudi masih mengancam di kawasan pemukiman yang akan dipindahkan Sharon.

Amerika Serikat Telik Sandi Baru

Amerika Serikat kian memperkuat barisan telik sandinya. Badan intelijen baru bernama National Security Service telah dibentuk dan akan beroperasi di bawah Federal Bureau of Investigation (FBI). Perintah pembentukan unit intelijen baru yang akan beroperasi di dalam negeri ini dikeluarkan oleh Presiden George W. Bush pada pekan lalu.

Menurut Gedung Putih, badan baru ini dibentuk untuk melawan kelompok-kelompok teroris internasional dan mencegah penyebaran senjata-senjata pemusnah massal. John Negroponte, Direktur Intelijen Nasional AS yang memayungi semua unit mata-mata AS, bertanggung jawab penuh atas pembentukan badan baru ini.

Pembentukan badan ini adalah usulan panel khusus yang dibentuk Bush beberapa waktu lalu. Mereka menyelidiki mengapa intelijen AS keliru dalam membuat kesimpulan soal kepemilikan senjata nuklir Irak, yang menyebabkan Amerika menginvansi negara itu.

Padahal, tuduhan itu tak terbukti. "Pasukan mata-mata yang lebih kuat akan menghasilkan produk intelijen yang lebih baik sebagai dasar kebijakan di masa mendatang," kata Penasihat Keamanan Dalam Negeri Gedung Putih, Frances Townsend.

Meksiko Perangko Menuai Protes

Gambar kartun bisa membangkitkan rasa humor yang segar. Tapi jika gambar itu dijadikan perangko, bisa lain ceritanya. Presiden Meksiko Vicente Fox menuai protes aktivis antirasialisme dari negara tetangganya, Amerika Serikat, gara-gara menerbitkan perangko bergambar kartun berkarakter anak berkulit hitam yang populer di Meksiko, Memin Pinguin. Menurut aktivis kulit hitam AS, Jesse Jackson, perangko itu berbau rasial karena melebih-lebihkan karakter kulit hitam. "Presiden Bush seharusnya menekan Meksiko agar menarik perangko itu dari peredaran," katanya.

Karakter Memin Pinguin yang berasal dari buku komik itu sebenarnya sudah beredar sejak 1940 hingga kini. Ia digambarkan berbibir tebal, berhidung bulat, mata membelalak, dan tentu saja berkulit hitam legam. Menurut juru bicara kepresidenan, karakter Memin Pinguin sama sekali tak rasialistis. "Saya kira dia (Jesse Jackson) tak diberi tahu peran sejarah komik itu dalam budaya Meksiko, yakni memerangi rasisme dan mempromosikan nilai keluarga," katanya. Sosok tikus Speedy Gonzalez dengan citraan budaya Meksiko yang terkenal di AS sejak 1953 toh tak menimbulkan prasangka rasial bagi rakyat Meksiko.

Korea Selatan Khawatir Perang Lagi

Perselisihan Amerika Serikat-Korea Utara seputar fasilitas nuklir milik negeri komunis itu kian mengkhawatirkan masyarakat Korea Selatan. Dalam satu jajak pendapat yang dilakukan harian Joong-Ang Ilbo yang terbit di Korsel, hampir separuh dari 767 responden yakin perang bisa kembali meletus di Semenanjung Korea.

Perang Korea pertama meletus pada 1950-1953. Ketika itu, Korea Utara masih dikuasai Uni Soviet. Korea Selatan baru saja mendapatkan kemerdekaan dari AS. Kedua negara adidaya itu kemudian membagi Semenanjung Korea menjadi dua seusai Perang Dunia II pada 1945. Diperkirakan lebih dari 100 ribu orang meninggal dalam Perang Korea.

Meski prihatin perang bisa kembali memakan banyak korban, sebagian besar responden (58 persen) menyatakan akan maju bertempur jika konflik bersenjata itu benar-benar meletus lagi.

Apakah perang akan kembali meletus di Korea? Ya 42% Tidak 56% Tidak Tahu 2%

Jika benar terjadi perang terjadi siapakah yang paling bertanggung jawab? AS 37% Korut 49% Tidak Tahu 14%

RFX/Philipus Parera (AP/Jong Ang Daily/BBC/Reuters)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus