Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Bola Panas dari Pengasingan

Presiden Suriah Bashar al-Assad dituduh sebagai dalang pembunuhan bekas Perdana Menteri Libanon, Rafiq al-Hariri.

9 Januari 2006 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Interviu itu dilangsungkan di Paris pada hari terakhir tahun 2005. Narasumbernya, Abdul Abdul-Halim Khaddam—mantan Wakil Presiden Suriah. Pewawancaranya, wartawan televisi Al-Arabiya. Isinya, membikin hati Presiden Suriah langsung panas mendidih. Khaddam, 73 tahun, menyatakan Al-Assad adalah dalang pembunuhan bekas Perdana Menteri Libanon, Rafiq al-Hariri, pada 14 Februari 2004.

Menurut Khaddam, 73 tahun, Al-Assad mengancam Hariri tatkala mantan Perdana Menteri Libanon itu bersilaturahmi ke Damaskus pada Agustus 2004. Dalam pertemuan tersebut, Presiden Suriah menghardik Hariri agar tak merecoki rencana Suriah memperpanjang masa jabatan Presiden Libanon Emile Lahoud. Khaddam mengutip ucapan Al-Assad: ”Saya akan melibas siapa saja yang berusaha menggagalkan keputusan kami.” Lahoud yang dikenal sebagai barisan pro-Suriah akhirnya tetap bertahan di kursi presiden. Tapi bom melumatkan tubuh Hariri—dan Suriah menepuk air di dulang.

Dalam wawancara dengan Al-Arabiya, Khaddam bahkan berani menuduh mantan bosnya dalang pembunuhan Hariri. ”Intelijen Suriah tak mungkin melakukan pembunuhan itu tanpa persetujuan Presiden Bashar,” ujar Khaddam.

”Nyanyian” Khaddam klop dengan laporan sementara Komisi Penyidik Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang dipublikasikan pada akhir tahun lalu. Laporan itu menuduh pejabat tinggi intelijen Libanon dan Suriah terlibat pembunuhan Hariri. Dokumen yang sama mencatat, Hariri berceritera kepada sejumlah saksi bahwa ia diancam Bashar. ”Saya yakin pemerintah Suriah berada di balik pembunuhan Hariri,” ujar Detley Mahlis, bekas Ketua Komisi Penyidik PBB. Suriah membantah tuduhan itu.

Umpan yang disodorkan Khaddam segera diterkam Komisi Penyidik PBB. Dua surat dilayangkan ke Damaskus untuk mewawancarai Bashar al-Assad—tepatnya interogasi. Amerika yang lama memendam kesumat pada Suriah bak mendapat amunisi baru. Washington mendesak Damaskus menuruti kehendak PBB tanpa syarat. Dua sekutu AS di Timur Tengah, Presiden Mesir Husni Mubarak dan Raja Arab Saudi Abdullah, tiba-tiba bertemu di Jeddah pada Selasa pekan lalu. Mereka membahas nasib Presiden Bashar al-Assad.

Damaskus pun meledak dalam amarah. Partai Baath yang berkuasa memecat keanggotaan Khaddam. Parlemen memerintahkan menyeret Khaddam ke pengadilan sebagai pengkhianat. Mereka juga menolak tuntutan PBB menginterogasi Presiden. ”Itu bertentangan dengan konstitusi (Suriah) yang melindungi kehormatan presiden, simbol kedaulatan dan kehormatan nasional,” ujar Faisal Kalthoum, anggota parlemen.

Khaddam menerima caci maki yang pedas dari pemerintah dan parlemen Suriah. ”Jika kamu bermimpi kembali ke Suriah dengan tank Amerika, tak seorang rakyat pun akan menerimanya,” ujar anggota parlemen lainnya.

Khaddam adalah orang pertama dalam elite Partai Baath Suriah yang membenarkan ancaman Bashar al-Assad terhadap Hariri. Dia mengaku membangkang terhadap Damaskus sejak ia mundur sebagai wakil presiden pada Juni 2004. Pasalnya, Khaddam menilai Al-Assad gagal melakukan reformasi politik dan ekonomi. Apalagi Hariri adalah sahabatnya. Khaddam adalah satu-satunya pejabat Suriah yang hadir dalam pemakaman bekas Perdana Menteri Libanon itu.

Ironisnya, Khaddam tadinya salah satu arsitek kehadiran militer Suriah di Libanon pada 1976. Dia sohor sebagai petinggi garis keras yang bersedia mati demi kekuasaan Partai Baath. Kini dia menjadi sosok reformis yang menghendaki perubahan rezim. ”Saya memilih berpihak pada Tanah Air daripada berpihak pada rezim,” katanya.

Alhasil, Amerika bagai menemukan ”sekutu dari dalam” untuk mendepak Bashar al-Assad.

Raihul Fadjri (BBC, NY Times, AP)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus