Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Israel Sharon Kritis
KONDISI Perdana Menteri Israel, Ariel Sharon, 77 tahun, semakin kritis. Setelah menjalani operasi akibat stroke berat yang menggempurnya pada Rabu lalu, hasil pemindaian otak menunjukkan adanya perdarahan segar di otak politisi gaek itu. ”Ada peningkatan tekanan darah di otak Perdana Menteri,” ujar Profesor Shlomo Mor-Yosef, Direktur Rumah Sakit Hadassah Ein Kerem, Yerusalem.
Menurut ahli bedah Felix Umansky yang menangani Sharon, saat ini masih belum bisa dipastikan apakah veteran Perang Arab-Israel 1967 ini bakal mengalami gangguan otak jangka panjang. ”Saya hanya bisa mengatakan (penyakit) ini amat serius, tapi saya tak bisa bilang ini tak bisa disembuhkan. Kita harus menunggu perkembangannya,” ujar Umansky seperti disiarkan televisi Israel Channel 10.
Sharon masuk rumah sakit pada 18 Desember akibat terkena stroke ringan. Ia dijadwalkan menjalani operasi pada 5 Januari. Namun kondisi fisiknya yang melemah secara drastis sehari sebelum jadwal operasi, membuat tim dokter mempercepat skedul mereka. Saat ini wakil Sharon, Ehud Olmert, bertindak sebagai pejabat PM sementara. Jadwal pemilu pada 28 Maret belum direvisi hingga saat ini.
Iran Bredel Media
NASIB media massa di Iran bergoyang seperti bandul pendulum. Pada masa Presiden Khatami, media digunakan untuk menghantam kaum garis keras, dan kini giliran kelompok ultrakonservatif yang memberangus pers. Selasa pekan lalu dua media dihentikan napasnya. ”Kami menerima telepon dari Kantor Menteri Kebudayaan yang menyatakan kami tak boleh lagi melanjutkan penerbitan,” ujar juru bicara harian Asia, Navid Jamshidi. ”Mereka tak menjelaskan alasannya sama sekali,” dia melanjutkan. Bersama Asia, dibredel pula majalah Nour-e-Banovan.
Beredar dugaan, pelarangan itu muncul dari kubu garis keras yang mulai menampakkan gigi sejak tahun 2000, dan kian menjadi setelah terpilihnya Presiden Mahmud Ahmadinejad yang amat vokal. Dalam lima tahun terakhir, sudah 100 penerbitan prodemokrasi yang ditutup dengan tuduhan melakukan penghinaan agama, karena mengkritik para petinggi kelompok garis keras.
Pejabat senior di Kementerian Kebudayaan, Alaeddin Zohourian, yang dihubungi media internasional, mengakui adanya penutupan dua media itu, namun tak bersedia membeberkan alasannya.
Cina Bebaskan Wartawan
JIANG Weiping kembali menghirup udara segar. Wartawan-aktivis ini berkumpul lagi dengan keluarga setelah dibebaskan pengadilan Dalian, Cina timur laut, Selasa pekan lalu. Jiang bebas lebih awal setahun dari vonis delapan tahun atas kasus subversi. ”Dia sudah kembali ke rumah lagi,” kata John Kamm, Direktur Eksekutif Yayasan Dui Hua di Amerika Serikat, Rabu pekan lalu.
Pengadilan memberikan alasan, Jiang dibebaskan karena berperilaku baik selama di tahanan. Tapi Yayasan Dui Hua, yang melobi pembebasan Jiang, menduga keputusan itu terkait dengan rencana kunjungan Presiden Cina Hu Jintao ke Amerika Serikat pada awal tahun ini ”Mungkin untuk mendongkrak citra positif Cina di mata Amerika,” kata Kamm. September lalu, Hu batal ke Amerika gara-gara badai Katrina.
Dugaan itu dikuatkan pernyataan Duta Besar AS di Beijing, Clark T. Randt. Menurut Randt, nama Jiang ada dalam daftar aktivis yang diminta AS untuk segera dibebaskan. Jiang ditangkap pada 2000, setelah menulis di sebuah majalah Hong Kong tentang korupsi Gubernur Provinsi Liaoning Box Xilai. Hasil tulisan itu: Jiang masuk penjara, Pak Gubernur jadi Menteri Perdagangan.
Meksiko Kampanye Motor
RATUSAN pengendara motor bermasker dan bertopeng Indian memecah kesunyian Desa Mayan, di hutan La Garucha, Meksiko. Konvoi pekan lalu itu dipimpin Marcos, komandan gerilyawan Zapatista. Mereka sedang berkampanye menyuarakan aspirasi kaum Indian dan kaum miskin pada pemilihan presiden 2 Juli 2006. ”Ini aksi sungguh menakjubkan,” kata Julio Jimenez, seorang pendukung Zapatista.
Konvoi ini berencana menyusuri berbagai penjuru negeri Meksiko. Mereka akan menggaet kelompok kiri pendukung Andres Manuel Lopez Obrador—kandidat presiden terfavorit—untuk menentang kubu kapitalis. Marcos menebar jaring politik dengan mampir di Kota San Cristobal. ”Ini reli politik untuk melawan penguasa yang tak menghasilkan apa pun bagi rakyat selama ini,” katanya di depan ribuan orang.
Aksi serupa pernah dilakukan pada tahun baru 2004. Ketika itu Zapatista menguasai kota-kota dan menyerang aparat di Chiapas, wilayah miskin di Meksiko. Aksi itu merenggut 150 jiwa dan dipimpin Marcos. Tujuannya, menentang globalisasi, mendesak pembangunan lokal, transportasi, pendidikan, dan kesehatan.
Turki Flu Burung
Dalam satu minggu, tiga orang kakak-beradik tewas terjangkit virus flu burung di sebuah peternakan kecil Desa Dogubayazit, sebelah timur Turki. Ketiganya adalah korban flu burung pertama di Eropa—juga pertama di luar Cina dan Asia Tenggara—yang menemui ajal.
Hulya Kocyigit, 11 tahun, meninggal pada Jumat pekan lalu, setelah kakaknya, Fatma, 15 tahun, tewas sehari lebih dulu. Saudara mereka, Mehmet Ali, 14 tahun, lebih dulu meninggal dua pekan sebelumnya. Ketiganya dirawat di rumah sakit sejak menderita panas tinggi, batuk, dan dahak berdarah.
Menurut Dr Huseyin Avni Sahin, ketiga anak ini sehari-hari mengurus ayam peliharaan keluarga. Kalau udara dingin, ayam-ayam itu dimasukkan ke rumah. ”Ketika sebagian mulai mati, mereka memotong sisanya untuk dijadikan makan malam,” kata Avni Sahin. Menteri Pertanian Mehdi Eker menyatakan pemerintah sudah memusnahkan 7.000 unggas yang terinfeksi di lima wilayah sebelah timur dan tenggara Turki.
Israel Kota Tua
Penemuan sebuah kota tua di pinggiran Yerusalem melahirkan banyak pertanyaan baru seputar hengkangnya kaum Yahudi pada masa Kekaisaran Romawi pada awal tarikh Masehi. Rabu pekan lalu, sekitar 30 pekerja Palestina yang bekerja untuk Otoritas Sejarah Israel (IAA) memungut dan membersihkan tanah dari perhiasan gelas, koin-koin perunggu dan vas batu berumur 2.000 tahun. Benda-benda kuno itu diambil setelah ahli arkeologi menemukan dinding satu rumah tua yang terkubur di bawah jalan utama sebelah utara kota suci tiga agama itu.
Rumah itu tampaknya berada dalam lingkungan yang tertata baik. Penemuan vas batu mengindikasikan kaum Yahudi masih tinggal di desa itu setelah penguasa Romawi menghancurkan sinagoga mereka pada tahun 70 Masehi. ”Ini bukti pertama yang meneguhkan kaum Yahudi pernah tinggal hanya satu mil dari Yerusalem, setelah kuil mereka hancur,” kata Debbie Sklar-Parnes, koordinator IAA.
Kota tua itu ditinggalkan setelah tahun 132 Masehi, ketika penduduk setempat mendengar bakal ada serangan tentara Romawi. Penggalian situs dimulai pada 2003, saat jalur kereta listrik hendak dibangun. Namun undang-undang Israel menetapkan semua proyek pembangunan harus memberi tempat terlebih dahulu kepada eksplorasi arkeologi. Kota tua itu terletak di jalan utama Romawi yang menghubungkan Yerusalem dan Nazareth. Jalan itu kemudian diperbesar pemerintah Yordania dan Israel pasca-pendudukan Yerusalem Timur pada 1967.
Polling Kongres AS Korupsi
HAMPIR separuh warga dewasa di Amerika Serikat yakin, anggota Kongres melakukan korupsi. Jajak pendapat yang dikeluarkan CNN/USA Today/Gallup pada Selasa pekan lalu menyiarkan keyakinan tersebut. Survei ini diadakan dengan sampel seribu orang dewasa pada paruh kedua Desember, sehari sebelum bekas pelobi partai Republik Jack Abramoff mengaku bersalah atas konspirasi, penipuan, dan penggelapan pajak.
Harian bergengsi Amerika, The Washington Post, menyebut ada sumbangan Abramoff dan setengah lusin pelobi lain senilai US$ 100 ribu (Rp 1 miliar) dalam kampanye Presiden George Bush. Abramoff menjadi kasus paling mutakhir dari rangkaian skandal korupsi dan suap yang melanda Partai Republik sejak Bush menang dalam pemilu kedua pada 2004.
Citra korupsi anggota Kongres ini tak jauh berbeda dari survei serupa pada 1994. Tapi sejauh ini tak ada tudingan partai tertentu sebagai biang kerok. Jawaban atas berapa banyak anggota Kongres yang korup dari kedua partai hampir berimbang. Terhadap partai Republik, 19 persen responden mengatakan ”hampir semua” korupsi dan 28 persen mengatakan ”banyak”. Terhadap Partai Demokrat, 17 persen mengatakan ”hampir semua” dan 28 persen mengatakan ”banyak”.
Sejumlah 55 persen responden melihat isu korupsi amat penting, 32 persen menyebutnya penting. Hanya 12 persen yang menyatakan isu korupsi tidak penting.
KS, EKD, ANB (BBC,/AFP/Reuter/CNN/AP)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo