Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Komite Konvensi Warisan Budaya Takbenda/WBTB (Intangible Cultural Heritage/ICH) UNESCO pada Kamis, 7 Desember 2023, menetapkan Budaya Sehat Jamu sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO. Dengan penetapan ini, maka Budaya Sehat Jamu menjadi WBTB Indonesia ke tiga belas yang berhasil diinskripsi ke dalam daftar WBTB UNESCO.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelumnya, Indonesia telah menginskripsi 12 elemen budaya lainnya sebagai WBTB UNESCO, yaitu Wayang (2008), Keris (2008), Batik (2009), Pendidikan dan Pelatihan Batik (2009), Angklung (2010), Tari Saman (2011), Noken (2012), Tiga Genre Tari Tradisional di Bali (2015), Seni Pembuatan Kapal Pinisi (2017), Tradisi Pencak Silat (2019), Pantun (2020), dan Gamelan (2021).
Budaya Sehat Jamu meliputi keterampilan tradisional dan nilai-nilai budaya yang terkait dengan obat-obatan alami tradisional yang terbuat dari tumbuh-tumbuhan dan rempah-rempah serta metode pengobatan tradisional yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dengan meningkatkan kekebalan tubuh. Budaya Jamu dipercaya telah hidup sejak abad ke-8 Masehi, terbukti dari relief di Candi Borobudur dan manuskrip kuno seperti Kakawin Ramayana dan Serat Centini.
UNESCO mencatat nilai budaya jamu sebagai salah satu sarana ekspresi budaya dan membangun koneksi antara manusia dengan semesta. UNESCO juga mengakui bahwa Budaya Sehat Jamu mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan.
Nadiem Makarim Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Ristek dan Teknologi gembira dengan penetapan Budaya Sehat Jamu sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO. Sebab sejak dulu, budaya jamu terus dipelajari, dikembangkan dan diwariskan dari generasi ke generasi. Jamu telah menjadi bagian dari cara hidup di Indonesia. Nadiem mengatakan pihaknya akan terus melestarikan Jamu melalui pendidikan dan pelatihan secara formal dan non formal, juga melalui penelitian, pengembangan, dan inovasi jamu.
Sedangkan Duta Besar Luar Biasa Berkuasa Penuh (LBBP) RI untuk Republik Afrika Selatan merangkap Republik Botswana, Kerajaan Eswatini dan Kerajaan Lesotho, Saud Purwanto Krisnawan menyampaikan penetapan Budaya Sehat Jamu sebagai WBTB adalah hal yang positif dalam rangka terus mempromosikan budaya Indonesia. Duta Besar Saud menyinggung dalam rangka peringatan 30 tahun kerjasama diplomatik Indonesia-Afrika Selatan, akan mempromosikan jamu melalui berbagai aktivitas seperti pameran, workshop, dan lainnya. Kegiatan ini diyakininya akan lebih diintensifkan dalam diplomasi di tahun-tahun mendatang.
Wakil Delegasi Tetap RI untuk UNESCO Ismunandar menambahkan proses penetapan Budaya Sehat Jamu sebagai WBTB UNESCO merupakan upaya bersama yang didorong komunitas lokal yang difasilitasi Pemerintah. Keterlibatan masyarakat ini dinilai sangat positif oleh UNESCO, bahkan disebut dapat menjadi contoh bagi negara lain. Ismunandar berharap agar inskripsi Jamu sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO ini dapat meningkatkan kesadaran dan kecintaan masyarakat Indonesia terhadap Jamu, dan WBTB secara umum.
Sidang ke-18 Komite Warisan Budaya Takbenda UNESCO masih akan berlangsung hingga 9 Desember 2023, di Kasane, Botswana. Selain membahas elemen-elemen budaya yang diinskripsi, Komite juga membahas laporan periodik, yaitu laporan langkah-langkah yang telah dilakukan oleh negara-negara dalam melestarikan elemen budaya yang sudah diinskripsi dalam daftar WBTB UNESCO.
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini