Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Bulan Sabit Merah Palestina menuduh Israel menembaki sebuah rumah sakit di Khan Younis pada Jumat, 19 Januari 2024, ketika gerakan maju tentara di kota utama di Jalur Gaza selatan mengancam beberapa fasilitas kesehatan yang masih buka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bulan Sabit Merah mengatakan para pengungsi terluka "akibat tembakan hebat dari drone Israel yang menargetkan warga di Rumah Sakit Al-Amal" serta markas badan penyelamat. Militer mengatakan sedang memeriksa laporan tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di dekat kota yang sama, tank-tank Israel juga mendekati rumah sakit terbesar yang masih berfungsi di Gaza, Nasser, di mana orang-orang melaporkan mendengar suara tembakan dari barat. Warga juga melaporkan baku tembak sengit di selatan.
Israel telah melancarkan serangan baru yang besar di Khan Younis minggu ini untuk merebut kota tersebut, yang dikatakannya kini menjadi basis utama pejuang Hamas yang menyerang kota-kota Israel pada 7 Oktober, sehingga memicu perang yang telah menghancurkan Jalur Gaza.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan 142 warga Palestina tewas dan 278 orang terluka di Gaza selama 24 jam terakhir, sehingga menambah jumlah korban tewas akibat perang selama lebih dari tiga bulan menjadi 24.762 orang.
Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan sebagian besar dari 36 rumah sakit di wilayah kantong tersebut telah berhenti berfungsi. Hanya 15 unit yang berfungsi sebagian dan beroperasi dengan kapasitas tiga kali lipat, tanpa bahan bakar atau pasokan medis yang memadai, katanya.
Para pejabat Israel menuduh pejuang Hamas beroperasi dari rumah sakit, termasuk Nasser, namun staf tersebut menyangkalnya.
Lebih dari 1,7 juta orang – sekitar 75% populasi Gaza – diperkirakan mengungsi, banyak yang terpaksa pindah berulang kali, menurut angka badan pengungsi Palestina PBB (UNRWA). Banyak yang mencari perlindungan di tenda-tenda yang tidak banyak melindungi mereka dari cuaca buruk dan penyakit.
Di antara mereka, Mohammed al-Ghandour ingin memberikan pengantinnya sebuah pernikahan yang indah tetapi mereka harus meninggalkan rumah mereka di Kota Gaza dan pasangan itu akhirnya menikah minggu ini di sebuah kota tenda di Rafah, dekat perbatasan Mesir, tempat mereka sekarang tinggal.
"Kebahagiaan saya mungkin berada di angka 3%, namun saya akan mempersiapkan diri untuk istri saya. Saya ingin membuatnya bahagia," kata Ghandour.
Sandera Terbunuh
Sambil mengatakan bahwa ia tidak menghindar dari “tragedi kemanusiaan” yang menimpa warga sipil Gaza, Presiden Israel Isaac Herzog menyebut serangan tersebut sebagai langkah menuju hubungan yang lebih damai dengan Palestina di masa depan, dan memperkuat keamanan global, dalam pidatonya di Forum Ekonomi Dunia di Davos.
Di wilayah utara, di mana Israel mengatakan telah mulai menarik pasukannya dan beralih ke operasi skala kecil, 12 orang tewas dalam serangan Israel terhadap sebuah bangunan tempat tinggal dekat Rumah Sakit Al Shifa yang sebagian besar tidak berfungsi di Kota Gaza, kata para pejabat kesehatan Palestina.
Serangan Israel terhadap sebuah rumah di kamp pengungsi Al-Nusseirat di Jalur Gaza tengah menewaskan lima warga Palestina, kata pejabat kesehatan.
Washington tidak berhasil membujuk sekutunya untuk meringankan penderitaan warga sipil, yang sejak bulan Oktober tidak mendapatkan bantuan reguler dan perawatan medis yang memadai.
Serangan Israel di Gaza dipicu oleh serangan Hamas yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan 253 orang disandera, di mana sekitar setengahnya masih berada di Gaza, menurut penghitungan Israel.
Dalam salah satu protes yang tak terhitung jumlahnya di Israel sejak 7 Oktober untuk mendorong tindakan guna menjamin pembebasan para sandera, sekitar 200 wanita berbaris di Tel Aviv pada Jumat, termasuk satu orang yang ditarik ke dalam kurungan. Mereka meneriakkan, “Waktu mereka hampir habis, bawa mereka kembali”.
Menteri kabinet Israel dan mantan panglima militer Gadi Eizenkot mengatakan kesepakatan diperlukan agar para sandera bisa dibebaskan hidup-hidup.
Brigade Al-Nasser Salah al-Deen, sebuah kelompok militan yang berbasis di Gaza yang bersekutu dengan Hamas, mengatakan pada Jumat bahwa seorang tentara Israel yang ditawannya telah tewas dalam serangan udara Israel, menurut sebuah video yang dirilis oleh kelompok tersebut ke media.
Rekaman itu menunjukkan sandera yang terluka sedang dioperasi sebelum dia berbicara dalam bahasa Ibrani dan mendesak para pemimpin Israel untuk mencapai penyelesaian dengan kelompok Gaza yang akan menjamin pembebasan mereka. Belum ada komentar dari tentara Israel.
Kementerian luar negeri Rusia mengatakan pada Jumat bahwa pihaknya telah menerima delegasi dari Hamas dan mendesaknya untuk membebaskan para sandera, termasuk tiga warga negara Rusia. Hamas mengatakan kedua belah pihak menekankan pentingnya mencapai gencatan senjata.
REUTERS
Pilihan Editor: Ukraina Klaim Serangan Terbaru terhadap Depot Minyak di Rusia